Liputan6.com, Jakarta- Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Mohammad Masduki, angkat bicara mengenai tuduhan terlibatnya mantan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, dalam pencopotan Afriansyah Noor dari posisi Sekretaris Jenderal PBB. Masduki menjelaskan bahwa pergantian kepengurusan di PBB merupakan wewenang dari Penjabat Ketua Umum PBB, Fahri Bachmid, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) partai.
Menurut Masduki, pemilihan Fahri Bachmid sebagai Penjabat Ketua Umum telah melalui proses yang disepakati dalam forum musyawarah dewan partai (MDP) pada bulan Mei lalu.
Baca Juga
"Dalam AD ART kita, Penjabat Ketua Umum memiliki wewenang yang sama, salah satu wewenangnya adalah untuk menyusun kembali kepengurusan. Jadi setelah MDP, Penjabat Ketua Umum berwenang untuk membentuk kepengurusan baru, jadi tidak ada yang salah, ini adalah wewenangnya," kata Masduki di Kantor DPP PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
Advertisement
Masduki mengatakan bahwa Yusril telah menawarkan untuk membentuk duet antara Fahri Bachmid sebagai Penjabat Ketua Umum dan Afriansyah Noor sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Namun, Afriansyah Noor menolak tawaran tersebut dan malah meminta pemilihan melalui voting.
Akhirnya, dalam pemilihan tersebut, Afriansyah Noor mendapatkan 20 suara, sementara Fahri Bachmid mendapatkan 29 suara dan terpilih sebagai Penjabat Ketua Umum PBB.
"Profesor Yusril mengundurkan diri dari partai, beliau menawarkan untuk membentuk duet antara Pak Fahri dan Sekjen Pak Feri, saya senang jika itu terjadi, tetapi Pak Feri menolak dan meminta pemilihan melalui voting. Profesor Yusril yang benar-benar menjaga hubungan dengan siapa pun tentu akan mengakomodasi," jelasnya.
Masduki melanjutkan bahwa pihaknya telah meminta Afriansyah untuk menandatangani surat usulan kepengurusan DPP PBB yang baru setelah MDP. Namun, Wakil Menteri Ketenagakerjaan tersebut menolak untuk menandatangani surat tersebut, sehingga akhirnya ditandatangani oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB.
Sekjen Tepis Tudingan Yusril Terlibat
"Pak Yusril menandatangani, tetapi Pak Feri yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal tidak mau menandatangani, jadi bagaimana caranya. Akhirnya, dilakukan oleh Wakil Sekjen, jadi karena Sekjen tidak mau menjadi Wakil Sekjen, dan itu diterima dan sah," ucapnya.
Masduki menepis tuduhan bahwa Yusril terlibat dalam pencopotan Afriansyah Noor sebagai Sekretaris Jenderal PBB.
"Jadi bukan keinginan Pak Yusril ini. Jadi kita menunggu sampai dua minggu untuk mengirimkan surat tersebut ke rumah, itu sebelum berangkat ke Swiss, itu sudah ditawarkan sekitar tanggal 20 Mei," jelas Masduki.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pemecatan Afriansyah Noor sebagai Sekretaris Jenderal PBB telah menimbulkan polemik. Wakil Ketua Umum PBB, Dwianto Ananias, yang juga merupakan pendukung Afriansyah, mengungkapkan bahwa Yusril Ihza Mahendra terlibat dalam pemecatan Afriansyah Noor.
Advertisement
Afriansyah Sempat Bertemu Yusril
"Menurut saya, ya, Pak Yusril terlibat dalam hal ini, itu saja," kata Dwianto di kantor DPP PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (19/6).
Namun, Dwianto tidak mengungkapkan motif Yusril terkait pemecatan ini. Dalam hal ini, pihaknya akan mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Ya (PTUN), jika perlu juga ke pengadilan umum," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Sekretaris Jenderal PBB, Afriansyah Noor, sempat berbicara dengan Yusril pada Senin (17/6) lalu. Afriansyah bertanya mengapa dia dipecat dari PBB. Namun, Yusril tidak memberikan jawaban yang jelas.
"Pada hari Senin, sebelum hari raya pertama, sebelum beliau pergi ke Jepang, saya meminta waktu kepada beliau untuk bertemu sebagai adik, beliau menerimanya dan kami berbicara selama 35 menit sebelum beliau pergi ke bandara," ungkapnya.
"Saya bertanya mengapa saya dipecat? Beliau tidak menjawab, kemudian beliau tidak bicara apa-apa, kami hanya berbincang-bincang biasa, karena kami adalah kakak adik, tidak ada yang dipersoalkan, kami santai saja, itulah yang terjadi," tambahnya.
Afriansyah hanya merasa bahwa Yusril memiliki pandangan politik yang berbeda.
"Tapi dalam urusan politik, mungkin Pak Yusril memiliki pandangan yang berbeda, itu ada dalam pikirannya, bukan dalam pikiran saya," pungkasnya.