Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka HUT ke-57 ASEAN, Kemenko Perekonomian RI bersama WBI Foundation mempersembahkan 'Batik Kolaborasi dari Indonesia untuk ASEAN'.
Hal tersebut seperti disampaikan Ketua Umum WBI Foundation Yanti Airlangga.
Baca Juga
Menurut dia, batik ini dibuat secara khusus oleh perajin batik Indonesia sebagai simbol persatuan yang solid antar negara ASEAN.
Advertisement
"Adapun batik kolaborasi tersebut terdiri dari Batik Lumbon Sewelas Nagari, Batik Udan Liris Sewelas Nagari serta Batik Sekar Jagad Sewelas Nagari. Dibuat menggunakan motif batik klasik dan dipadukan dengan kekayaan flora yang ada di negara anggota ASEAN," ujar Yanti Airlangga, melalui keterangan tertulis, Selasa (27/8/2024).
Dia menjelaskan, bunga melati dari Indonesia dan Filipina, bunga hibiscus (kembang sepatu) dari Malaysia dan Timor Leste, bunga lotus dari Vietnam, bunga anggrek dari Singapura, bunga ratchaphruek dari Thailand, bunga Ppdauk dari Myanmar, bunga romduol dari Kamboja, dan bunga simpor dari Brunei.
"Masing-masing ini memiliki bentuk, warna dan keunikan yang berbeda satu sama lain, namun menyatu dalam harmonisasi yang indah. Motif batik yang dipilih untuk dijadikan Batik Asean sendiri memiliki makna filosofi yang indah," papar Yanti Airlangga.
Menurut dia, Sekar Jagad Sewelas Nagari melambangkan keindahan keberagaman suku bangsa yang ada, khususnya di negara-negara ASEAN yang tetap memiliki kedekatan satu sama lain karena adanya kemiripan dalam seni dan budayanya.
"Udan Liris Sewelas Nagari, melambangkan doa dan harapan bersama di negara-negara ASEAN untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Dan motif Lumbon Sewelas Nagari, yang memiliki makna hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam semesta, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sosial di masyarakat," papar Yanti Airlangga.
Â
Pembatik Senior yang Dipilih
Yanti Airlangga menyampaikan, ketiga batik kolaborasi ini dihadirkan dalam acara 'A Tribute from Indonesia to ASEAN' yang diselenggarakan Warisan Budaya Indonesia Foundation.
"Bertempat di The Dharmawangsa pada hari Selasa 27 Agustus 2024, acara ini mengundang perwakilan-perwakilan dari negara-negara sahabat untuk melihat lebih dekat keindahan batik kolaborasi yang nantinya akan menghiasi Gedung Sekretariat ASEAN," tandas dia.
Sementara itu, Ketua Bidang Pelestarian WBI Suyin Pramono menyebut, pembatik senior Nur Cahyo dipilih untuk mengerjakan batik kolaborasi ini. Nur Cahyo merupakan penerus usaha batik turun temurun yang sudah dikenal di Pekalongan.
"Selain dikenal karena kehalusan motif-motif batiknya, Nur Cahyo juga memiliki kejelian memadukan warna dan motif batiknya sehingga terlihat sangat indah dalam proses pewarnaannya," terang dia.
Menurut Suyin, Nur Cahyo terkadang juga menyeduh sendiri cacahan kayu dari pohon secang, mahoni, tingi, tegeran, jalawe, hingga jambal, yang pada akhirnya menghasilkan warna-warna unik pada helai kain batiknya.
"Pembatik lainnya yang juga dilibatkan dalam pembuatan batik kolaborasi ini adalah Azmi Alqamad Aqsa, seorang pembatik dari kalangan generasi muda, yang memiliki keinginan untuk mengajak generasinya masuk ke dalam industri batik," ucap dia.
Â
Advertisement
Ajak Desainer Indonesia
Suyin mengatakan, selain batik kolaborasi ASEAN, acara WBI ini juga memberi ruang kepada desainer-desainer Indonesia yang banyak menggunakan kain wastra untuk mempromosikan karya-karyanya.
Disainer-disainer yang akan menggelar produknya adalah Didi Budiardjo, Carmanita, Mel Ahyar, Didiet Maulana, Nita Seno Adji, Wilsen Willim, Akhsan, Putro, Wastra Chandra, Sarita, dan Parang Kencana.
Selain itu, ada produk kerajinan lain yang menarik seperti aksesori tas dari Yukako dan Mariko, dan perhiasan dari EPA dan Ruang Jiwa.
"Kesempatan ini sekaligus memberi peluang pada UMKM wastra Indonesia, karena lewat karya-karya para disaner, pengrajin bisa menyalurkan produk mereka dan mengembangkan berbagai teknik wastra agar selalu dapat mengikuti selera pasar. Apalagi jika bisa merambah pasar internasional," tegas Suyin.