Liputan6.com, Jakarta - Sanjungan dan pujian dilontarkan Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Rapimnas Partai Gerindra di Arena Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu 31 Agustus 2024 lalu. Presiden terpilih tersebut salut dengan stamina wong Solo yang dianggapnya sangat kuat.
"Dari hari pertama saya ikut kabinet saya lihat pikiran beliau, kerja beliau luar biasa, ndak tahu saya bisa ikuti jejak bapak. 7 kali rapat sehari bagaimana?" kata Prabowo.
Advertisement
Baca Juga
Prabowo juga memuji Jokowi yang memilih menteri-menteri hebat di kabinetnya. Ia lantas meminta izin agar sebagian menteri Jokowi kembali bertugas di kabinet Prabowo-Gibran ke depan.
Advertisement
"Pak maaf pak, karena bapak milih orang-orang hebat, maka sebagian dari mereka kabinet saya nanti ini," kata Prabowo sambil menunjuk ke arah para menteri Jokowi yang hadir dan duduk di barisan depan.
Sejumlah menteri Jokowi tersebut pun bertepuk tangan. Mereka yang hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Hadi Tjahjanto, dan Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri LHK Siti Nurbaya, dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Prabowo Subianto rencananya dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024. Sehari setelahnya, Prabowo akan mengumumkan nama-nama menteri yang akan membantunya dalam pemerintahan. Setelah itu, 23 Oktober, Prabowo langsung menggelar sidang kabinet perdana.
Menurut Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, rencana Prabowo memboyong sejumlah menteri Jokowi masuk kabinetnya bukan hal yang mengejutkan. Dia mengungkapkan, komitmen tersebut sudah ada sejak awal.
"Dan seperti dijanjikan, transisi ini tidak ada sebenarnya. Transisinya langsung, jadi sudah dimulai sebenarnya yang kemarin-kemarin di reshuffle kabinet. Saya kira mengganti beberapa (menteri) itu, itu saya kira sebenarnya prakondisi transisinya ala Pak Prabowo dari Pak Jokowi," kata Usep kepada Liputan6.com, Selasa (3/9/2024).
Dia menilai alasan Prabowo menarik para menteri Jokowi masuk kabinetnya lantaran prestasi. Selain itu, juga menyangkut pemerintahan Prabowo yang bertema berkelanjutan.
"Dari awal itu, kalau bahasa Pak Prabowo, karena tahu kerjanya bagus-bagus, dia bilang gitu. Tapi ya karena memang dari awal kan memang sponsor dari yang utama ya Pak Jokowi. Mungkin kesepakatan awal bahwa program yang dilakukan adalah program berkelanjutan," ujar dia.
Usep memprediksi komposisi kabinet Prabowo akan banyak diisi dari kader Partai Gerindra. Meski kabinet itu nantinya juga bakal mengakomodir seluruh kepentingan dari para pendukung.
"Dan di Kabinet ini juga kan sebagian sudah terakomodasi paling kalau menurut saya nanti soal jatah Menteri, mungkin Gerindra akan lebih banyak. Komposisi saja," kata dia.
Sosok menteri yang ikut dalam kabinet itu, lanjut Usep, bukan lantaran efek dari Jokowi. Mereka dipilih karena memiliki ikatan tersendiri dengan Prabowo.
"Jadi tidak hanya faktor Pak Jokowi yang kita harus lihat, tapi juga kan setelah Pak Jokowi-nya lengser, itu juga kan yang loyalnya ke partai ya, karena petugas dari partai itu juga kan banyak kan, yang kemudian nanti ketika berganti kekuasaannya, ya loyalnya juga yang menggantikannya gitu, bukan ke Pak Jokowi-nya," terang dia.
Terkait dengan komposisi kabinet, Usep menilai tak jauh berbeda dengan masa pemerintahan Jokowi. Sejumlah pos penting akan diisi oleh para profesional, dan sebagian besar posisi menteri nantinya akan dikomandoi oleh kader Gerindra.
"Iya, saya kira nggak bakalan jauh berbeda (dengan era Jokowi), cuman dengan Pak Jokowi memang ada tambahannya untuk kementerian mungkin yang akan diadakan Pak Prabowo, yang itu saya kira secara komposisi secara umum, ya pasti Gerindra akan lebih banyak. Dan secara umum tetap kepentingan akomodasi koalisi itu akan lebih menonjol, politik akomodasi dalam pengisihan menteri itu akan tetap menonjol," ungkanya.
Menurut Usep, partai-partai yang baru bergabung dalam koalisi pemerintahan juga bakal disediakan posisi. Banyak pos yang menjadi tempat untuk menampung kader dari parpol itu.
"Kan yang bisa di-share banyak, saya kira ada wakil menteri juga. Tapi kan kalau partai-partai yang gede pasti diperhitungkan, kayak NasDem, PKB, lalu kemudian juga PKS, itu saya kira ya mesti kebagian lah," ujarnya.
"Kan beberapa juga kan sudah di dalam pemerintahan Pak Jokowi juga, NasDem kayak ada Siti Nurbaya, lalu kemudian yang tidak diganggu gugat juga saya kira, PKB juga demikian, tinggal PKS yang mungkin saya kira juga kan partai-partai yang ada di parlemen mesti kebagian lah itu," Usep menambahkan.
Ia menilai dalam pemerintahan Prabowo, Jokowi tidak akan ikut terlalu jauh untuk cawe-cawe dalam menentukan kebijakan. Posisi Jokowi, dia menegaskan, sudah tidak sekuat ketika dia menjabat RI 1.
"Saya kira Pak Prabowo itu punya karakter tersendiri dan punya koalisi circle yang mungkin juga di luar circle Jokowi. Saya kira mungkin itu yang agak susah kalau bayang-bayang sepenuhnya dari Pak Jokowi akan ke Prabowo. Jadi nggak akan terlalu intervensinya menurut saya, tidak sekencang ketika Pak Jokowi lagi berkuasa," kata Usep.
Cawe-cawe itu bisa terjadi ketika Prabowo dan Jokowi bertemu dalam satu kepentingan yang sama, dan bisa mengakomodasi keduanya. Adanya persamaan kepentingan itu bisa menjadi titik temu antara keduanya.
"Sebagaimana yang kemarin dilakukan. Pak Prabowo banyak 'nurut' atau mengikuti program Pak Jokowi, karena memang ketemu dengan kepentingan Pak Prabowo. Tetap harus dilihat, Saya kira Pak Prabowo bukan anak ingusan, bau kencur yang dicocok begitu saja hidungnya, terus nurut. Nggak, saya kira," Usep menandaskan.
Kabinet Baru Wajah Lama
Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai sosok menteri yang akan masuk kabinet Prabowo masih menjadi misteri. Nama-nama yang kerap muncul di media sosial bukan menjadi jaminan bakal terpilih.
"Saya kira memang masih gelap gulita, bahkan menjadi misteri kira2 siapa saja menteri jokowi yg akan diboyong oleh prabowo untuk menjadi pembantunya di 5 tahun yg akan datang. Semuanya masih serba sangat spekulatif. Ada yg menyebut Erick Thohir, ada yg menyebut Hadi Tjahjanto, Budi Gunadi, Budi Karya, Amran Sulaiman, Sandiaga Uno, dan seterusnya," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (3/9/2024).
Dia melihat sekalipun ada orang-orang Jokowi, para menteri Kabinet Indonesia Maju tetap memegang posisi tertentu untuk dilanjutkan era pemerintahan Prabowo. Selain itu, tentu juga akan diisi dengan sosok-sosok baru.
"Karena memang saya pikir Prabowo ini tipikal pemimpin yang saya kira memang selalu ada exercise politik ya, dengan mencoba untuk memasukkan wajah-wajah baru dalam kabinetnya," ujarnya.
Selain itu yang paling utama, Adi menegaskan, Prabowo akan menjadikan menteri yang memiliki loyalitas cukup tinggi. Karena loyalitas menurut dia, di atas segala-galanya, termasuk soal menteri yang kira-kira punya kontribusi terkait dengan pemenangan Prabowo di Pilpres 2024.
"Jadi dua hal ini lah yang harus kita jadikan sebagai parameter untuk melihat kira-kira siapa saja menteri Jokowi yang akan diboyong Prabowo. Pertama adalah menteri Jokowi saat ini yang dinilai punya kontribusi kemenangan Prabowo yang sangat mungkin akan diangkat, akan diajak. Dan menteri Jokowi yang punya loyalitas dengan Prabowo juga kemungkinan diajak. Saya kira di situ. Selebihnya masih gelap gulita," dia menandaskan.
Adapun Pengamat Politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai, pemerintahan Prabowo yang bertemakan berkelanjutan memungkinkan kabinet bakal diisi oleh wajah lama. Dan saat ini, kata dia, sejumlah kementerian sudah meluncurkan program pemerintahan Prabowo.
"Prabowo mengusung tema keberlanjutan, jadi harapannya setelah dilantk 20 Oktober bukan hal yang baru lagi, tapi adalah melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Jokowi. Dan sebagian menterinya sudah jalan, jadi tidak perlu dari nol lagi," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (3/9/2024).
Dia mengungkapkan kriteria menteri Jokowi yang bakal kembali diajak bekerja. Mereka di antaranya yang telah berkeringat dalam memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Selain itu, juga adanya masukan dari Presiden Jokowi.
"Kemungkinan terbuka ya, Prabowo melihat menteri tersebut punya andil juga dalam Prabowo Gibran. itu menjadi alasan juga, kerja mereka berhasil lah. Prabowo mungkin juga ada masukan dari Jokowi," ucap dia.
Kata Gerindra soal Susunan Kabinet Prabowo yang Viral
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjawab soal susunan kabinet Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang banyak beredar di media sosial (medsos).
Muzani yang ditemui usai pembukaan Rapimnas Gerindra di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, tidak membantah juga tidak membenarkan susunan kabinet yang beredar itu.
Menurut dia, penempatan menteri pada pemerintahan periode 2024-2029 merupakan hak prerogatif Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selaku presiden terpilih.
"Saya tidak begitu paham apakah valid atau tidak, karena itu hak prerogatif Pak Prabowo," ujar Muzani yang dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa Prabowo sudah melakukan perbincangan terbatas dengan Gibran dan sejumlah pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk menentukan siapa saja yang akan ditunjuk menjadi menteri kabinet Prabowo-Gibran.
"Kalau Pak Prabowo sudah mengajak ngomong dengan orang terbatas, saya kira iya, dengan Mas Gibran, dengan partai partai koalisi. Tapi seberapa jauh intensitas dan hasil dari pembicaraan tersebut saya tidak ikut," ujarnya.
Muzani mengaku belum mengetahui siapa saja figur yang akan masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
"Siapa saja yang akan dipasang untuk menjadi menteri A, untuk posisi B saya tidak mengikuti," kata Muzani.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum bisa membocorkan susunan kabinet Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Dasco, saat ini Prabowo masih menggodok sosok-sosok terbaik dari partai politik (parpol) maupun profesional untuk ditugaskan sebagai menteri kabinet.
"Bahwa bocoran nama-nama belum dapat kami sampaikan karena pada saat ini Pak Prabowo sedang mensinkronkan antara nomenklatur-nomenklatur kementerian baik yang lama maupun yang baru dengan nama-nama yang ada hasil pensinkronisasikan baik dari parpol maupun dari profesional," kata Dasco kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2024).
Lebih lanjut, Ketua Harian Partai Gerindra ini mengungkapkan beberapa nama yang bakal mendapat tugas khusus di luar kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satunya, mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Namun, dia tak memerinci tugas khusus yang dimaksud.
"Nah selain profesional juga, ada juga yang akan mendapat penugasan-penugasan khusus beberapa orang, di antaranya mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang akan mendapat penugasan khusus di luar kabinet," kata Dasco.
Menurut Dasco, Prabowo akan mengisi kursi kabinet tidak hanya dari kalangan parol melainkan juga profesional.
“Kementerian baik yang lama maupun yang baru dengan nama-nama yang ada hasil pensinkronisasikan baik dari parpol maupun dari profesional,” ucap politikus senior Gerindra ini memungkasi.
Advertisement
PDIP Harap Kabinet Prabowo Diisi Kalangan Profesional
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Said Abdullah menyebut, penyusunan kabinet di pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan hak prerogratif presiden. Ia pun mengatakan, PDIP tidak berada dalam kapasitas untuk mencampuri urusan presiden terpilih, Prabowo Subianto tersebut.
"Yang pertama, kita tempatkan secara proporsional bahwa urusan penyusunan kabinet kewenangan sepenuhnya presiden. Kami tidak punya pretensi untuk menilai apa yang dilakukan bapak presiden," sebutnya.
Akan tetapi, Said Abdullah berharap agar Prabowo Subianto menempatkan figur-figur profesional untuk beberapa kementerian penting. Dirinya mencontohkan, posisi itu seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas).
"Hanya saya minta untuk hal-hal kalau bisa menghimbau bukan meminta, Kementerian yang strategis diberikan kepada para orang atau tokoh yang profesional," ujarnya.
Said berharap agar penyusunan kabinet yang akan dilakukan Prabowo-Gibran sesuai dengan apa yang dijanjikan pada saat kampanye yakni kabinet yang kuat dan solid.
Ia pun meyakini, kabinet Prabowo-Gibran nanti akan banyak diisi oleh tokoh partai yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal itu kata dia merupakan hal yang lumrah dalam politik.
Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa susunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan diumumkan pada 21 Oktober 2024.
Pengumuman ini akan dilakukan sehari setelah pelantikan Prabowo sebagai Presiden terpilih Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024. Luhut menambahkan, Prabowo akan langsung menggelar sidang kabinet pada 23 Oktober 2024, setelah mengumumkan para menterinya.
"Kemarin dia (Prabowo) bilang, 'Aku dilantik tanggal 20, 21 aku umumkan kabinet itu aku lantik, terus sidang kabinet 23'," ungkap Luhut dalam acara launching buku 'Sea Power Indonesia di Era Indo Pasifik' karya mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Marsetio di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa, (6/8/2024).
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menjamin dukungan penuhnya untuk pemerintahan Prabowo dan optimistis transisi ke pemerintahan selanjutnya akan berjalan mulus. Luhut juga memuji sistematis dan terstrukturnya program yang disusun oleh Prabowo.
"Begitu sudah sistematiknya beliau melakukan, membuat programnya. Jadi saya bilang, 'Nanti kami siapin, Pak, ini semua. Nanti kami koordinasikan dengan timnya Bapak', ya (pemerintahan) dia bisa jalan," jelas Luhut.
Infografis Prediksi Wajah Lama Bakal Bertahan di Kabinet Prabowo - Gibran
Advertisement