Suara dari Jakarta yang Menaruh Harapan untuk Presiden Baru Prabowo Subianto

Dalam hitungan hari Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya selama satu dekade memimpin Indonesia. Dengan berbagai dinamika politik yang terjadi, masyarakat Indonesia akan dipimpin oleh Prabowo Subianto.

oleh Fenicia EffendiArviola Marchsyalina SyurgandariHisyam AdyatmaKhofifah Azzahro diperbarui 17 Okt 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 09:00 WIB
Salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar area Cikini dan TIM Jakarta.
Salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar area Cikini dan TIM Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Fenicia Effendi).

Liputan6.com, Jakarta Dalam hitungan hari Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya selama satu dekade memimpin Indonesia. Dengan berbagai dinamika politik yang terjadi, masyarakat Indonesia akan dipimpin oleh Prabowo Subianto.

Narasi keberlanjutan terus didengungkan oleh Prabowo bersama wakilnya Gibran Rakabuming Raka. Keduanya yang akan menjadi nahkoda untuk Indonesia berlayar lima tahun ke depan.

Para awaknya pun kini sudah dipersiapkan, mereka dipanggil satu persatu dan diberi petuah di Kertanegara dan Hambalang. Dari pembantu Prabowo-Gibran itu, diharapkan membawa masyarakat ke arah yang lebih baik.

Harapan-harapan dari masyarakat untuk Presiden Baru Prabowo berdatangan. Misalnya, Dedi seorang pedagang kaki lima di sekitaran Cikini, Jakarta.

Tak muluk-muluk, dia hanya ingin Prabowo bisa membawa Indonesia semakin baik.

"Kan keinginan masyarakat Indonesia kan presiden yang baru, ya lebih baik daripada yang sebelumnya gitu kan," kata Dedi saat ditemui Liputan6.com, Rabu 16 Oktober 2024 di Jakarta.

Dia berharap, Indonesia tak seperti di era Orde Baru, di mana Prabowo memang banyak kenangan di era tersebut. "Apalagi dia kan abdi, kalau bisa ya mirip-mirip lah sama kayak pendahulunya itu. Cuman jangan ideologinya, ideologi orde baru," kata Dedi.

Permintaan dia tak muluk-muluk. Karena sebagian besar waktunya mencari nafkah dihabiskan di Jakarta, dia ingin ada perubahan berarti di kota itu. Missalnya, di halte Tebet hingga Cipinang Muara, masih tak tertata baik.

"Kalau bisa Pak Prabowo benahin, jangan (buat) orang parkir sembarangan," ujarnya.

 

Seorang seniman Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang akrab dipanggil Budi Kuncir.
Seorang seniman Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang akrab dipanggil Budi Kuncir. (Foto: Liputan6.com/Khofifah Azzahro).

Suara Seniman

Seorang seniman Taman Ismail Marzuki (TIM) yang akrab dipanggil Budi Kuncir juga mendengar bakal ada Menteri Kebudayaan di jajaran pembantu Prabowo.

Dia meminta, agar anak buah presiden itu benar mengurusi seniman dan budayawan yang ada.

"Saya jawab komprehensif saja, mewakili saja. Harapan kita ya memang Kementerian Kebudayaan lahir, terus bisa ngurus teman-teman ya budayawan, seniman, segala macamnya," kata Budi.

Dia juga berharap, Prabowo bersama anak buahnya bisa menyelesaikan persoalan TIM secepatnya terkait dengan revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta demi kesejahteraan seniman ke depannya.

"Yang pertama kali, persoalan tim kan juga belum selesai. Selesaikan dulu lah persoalan Taman Ismail Marzuki ini. Tentang keberadaan seniman di sini, tentang kebijakan segala macam yang ada di TIM. Ini kan TIM juga belum selesai. Karena sampai saat ini kan saya melihat TIM kan ada dualisme. Yang satu dinas, yang satu Jakpro," ungkap Budi.

Selain itu, dia juga berharap Praboeo bersama anak buahnya memikirkan ulang untuk bisa mengganti Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penugasan kepada Perseroan Terbatas Jakarta-propertindo (perseroan Daerah) untuk Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.

"Itulah yang harus diselesaikan. Pergub itu kan belum dianulir, belum diganti," kata Budi.

"Saya pikir, Ketika Prabowo sudah menjadi presiden, melalui Menteri Kebudayaan, ya selesaikan saja dulu persoalan Taman Ismail Marzuki, karena saya mewakili, saya ada di TIM," tukasnya.

 

Siti Syafania Kose, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Siti Syafania Kose, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). (Foto: Liputan6.com/Arviola Marchsyalina).

Suara Mahasiswa

Siti Syafania Kose, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) juga ikut bersuara tentang harapannya untuk Prabowo, di mana dapat menjadi pemimpin yang amanat bagi Indonesia.

"Enggak hanya baik ke satu golongan saja, tetapi bisa memimpin Indonesia dan membuat Indonesia sejahtera, secara holistik, secara keseluruhan. Semoga ke depannya demokrasi, nilai-nilai demokrasi, kebebasan gitu semakin kuat, dan juga ekonominya menguat," kata dia.

Syafania juga berharap berkurangnya masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dan Prabowo dapat lebih tegas dalam membenahi kebijakan tersebut.

Bukan hanya itu, dia juga meminta para pembantu Prabowo yang baru, bisa menyelesaikan segala kebijakan yang mendapat protes keras dari masyarakat.

"Terutama mungkin dari lingkup aku sebagai mahasiswa yang juga sedang tinggal di Ibu Kota dan juga aktif di sosial media mungkin banyak mendengar masalah seperti TAPERA, dan lain-lain, mungkin bisa dengan cepat diperbincangkan juga untuk masalah kebijakan (dengan) mendengarkan suara-suara rakyat secepatnya sebelum implementasinya (jalan)," kata dia.

"Mumpung lagi banyak momentumnya, jadi sebaiknya jangan tunggu sampai nanti permasalahannya (datang) baru direvisi lagi. Karena kalau sudah lama, takutnya juga sudah banyak berdampak buruk mungkin ke beberapa lapisan masyarakat juga," tutur Syafania.

Karena itu, dia meminta pemerintah ke depan mau mendengar suara-suara masyarakat sebenarnya.

"Yang pasti tolong untuk mendengarkan masyarakatnya secara aktif dan dicerminkan juga dari kebijakan-kebijakan ke depannya," tutupnya.

 

 

 

Muhammad Soleh, selaku pekerja pemeliharaan taman di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Muhammad Soleh, selaku pekerja pemeliharaan taman di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Hisyam Adyatma).

Suara Pekerja Pemeliharaan Taman

Muhammad Soleh, selaku pekerja pemeliharaan taman di Taman Ismail Marzuki (TIM) juga ikut bersuara, di mana berharap Prabowo bisa meningkatkan ekonomi, sehingga berdampak ke kesejahteraan karyawan.

"Kalau kebijakan sih saya inginya kesejahteraan bagi karyawan aja di TIM, khususnya untuk pertamanan, karena kan kualitas di pertamanan ini kan luas di tim JakPro ini kan, jadi kayaknya pengen sih karyawan itu disejahterakan, baik segi gaji, terus Jamsostek, juga yang lainnya," kata dia, Rabu (16/10/2024).

Soleh juga menyoroti masalah yang kerap dialami oleh para pekerja di bidang pertamanan, terutama terkait gaji yang sering datang terlambat.

"Saat ini sih kebanyakan masalah di gaji ya, gaji kadang telat, kadang pas waktunya," ceritanya.

Ia lantas berharap agar pemerintahan yang baru mampu memperhatikan masalah kesejahteraan karyawan termasuk di bidang perlindungan jaminan sosial dan ketepatan gaji.

"Kesejahteraan aja sih, kesejahteraan bagi karyawan di TIM, khususnya di pertamanan, itu aja sih harapan saya," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya