Cuaca Besok Sabtu 23 November 2024: Jakarta Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal

Cuaca pagi Jakarta besok, Sabtu, 23 November 2024, diprakirakan seluruh langitnya akan berawan tebal. Demikianlah prediksi cuaca besok.

oleh Arviola Marchsyalina Syurgandari diperbarui 22 Nov 2024, 08:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 08:15 WIB
Cuaca Panas Melanda DKI Jakarta
Pancaran ultraviolet yang berasal matahari akan terasa lebih panas dari biasanya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta besok, Sabtu, 23 November 2024, diprakirakan seluruh langitnya akan berawan tebal. Demikianlah prediksi cuaca besok.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari diprediksi berawan tebal, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan turun hujan dengan intensitas ringan.

Begitu pun untuk langit Jakarta pada malam hari seluruhnya akan berawan tebal.

Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi, Jawa Barat diprediksi cuaca pagi berawan tebal, siang hujan sedang, dan malam hujan berintensitas ringan.

Kemudian, di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, diprediksi cuaca pagi hujan ringan, siang hari akan hujan sedang dan hujan petir, begitupun malam akan turun hujan ringan.

Selanjutnya, di Kota Tangerang, Banten, cuaca pagi hingga malam akan berawan tebal.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jakarta Selatan   Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Jakarta Timur   Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Jakarta Utara   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Kepulauan Seribu   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Bekasi   Berawan Tebal  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Depok   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Kota Bogor   Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Tangerang  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 

Krisis Iklim Berpotensi Dorong Masyarakat Akses Pangan Tak Sehat, Calon Pemimpin Daerah Perlu Beri Perhatian

Tanam Padi Musim Kemarau
Kondisi tanah yang pecah-pecah saat petani melakukan penanaman bibit padi pada area persawahan kering di Desa Muara Bakti, Kampung Muara Sepak, Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Krisis iklim berpotensi mendorong masyarakat untuk mengakses pangan tidak sehat. Hal ini disampaikan Project Lead for Food Policy, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Raisa Andriani.

Dia mengutip data Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang mengungkapkan, orang mengakses pangan tidak sehat karena mudah didapat dan harganya terjangkau.

“Pangan tidak sehat, seperti pangan ultra proses (ultra-processed foods) dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) lebih mudah diakses dan ditemui oleh masyarakat,” kata Raisa dalam keterangan pers, Kamis (21/11/2024).

Tingginya konsumsi pangan ultra proses dan MBDK bisa berkontribusi terhadap peningkatan berat badan dan berujung pada obesitas, kemudian meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM).

“Konsumsi pangan tidak sehat secara signifikan meningkatkan risiko PTM seperti diabetes, penyakit kardiovaskular dan sebagainya,” ujar Raisa.

Pemerintah daerah ke depan akan dihadapkan dengan program makan bergizi gratis (MBG). Karenanya, CISDI mendorong agar pemerintah daerah perlu memastikan pangan lokal tetap diprioritaskan dalam perencanaan menu program MBG.

Di sisi lain, pemerintah daerah harus berani menolak potensi masuknya pangan tidak sehat dalam implementasi program MBG, seperti pangan ultra proses yang cenderung tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) serta MBDK.

Fenomena El Nino Adalah Peristiwa Iklim yang Mempengaruhi Cuaca Global

fenomena el nino adalah
fenomena el nino adalah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Fenomena El Nino adalah suatu anomali iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah dan timur di sekitar ekuator. Peristiwa ini terjadi secara periodik, biasanya setiap 2 hingga 7 tahun sekali, dan dapat berlangsung selama 9 hingga 12 bulan. Nama "El Nino" berasal dari bahasa Spanyol yang berarti "anak laki-laki", merujuk pada Bayi Yesus, karena fenomena ini sering terjadi sekitar masa Natal.

Secara lebih spesifik, El Nino dinyatakan terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah Pasifik ekuatorial mengalami peningkatan minimal 0,5°C di atas rata-rata normal selama periode minimal 3 bulan berturut-turut. Pemanasan air laut ini memicu perubahan pola sirkulasi atmosfer global yang pada gilirannya mempengaruhi cuaca di berbagai belahan dunia.

Fenomena El Nino merupakan bagian dari siklus yang lebih besar yang disebut El Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO mencakup fase El Nino (fase hangat), fase normal, dan fase La Nina (fase dingin). Pemahaman tentang El Nino sangat penting karena dampaknya yang signifikan terhadap pola cuaca global, yang dapat mempengaruhi berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi.

Penyebab Terjadinya El Nino

Fenomena El Nino terjadi akibat interaksi kompleks antara lautan dan atmosfer di wilayah Samudera Pasifik tropis. Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada pembentukan El Nino adalah:

  1. Pelemahan angin pasat: Dalam kondisi normal, angin pasat bertiup dari timur ke barat di sepanjang ekuator Pasifik, mendorong air hangat ke arah barat. Namun, selama El Nino, angin pasat ini melemah atau bahkan berbalik arah.
  2. Perubahan tekanan atmosfer: Pelemahan angin pasat terkait dengan perubahan pola tekanan atmosfer yang dikenal sebagai Osilasi Selatan. Tekanan udara di wilayah Pasifik timur menurun, sementara di wilayah barat meningkat.
  3. Pergeseran zona konveksi: Akibat perubahan pola angin dan tekanan, zona konveksi atmosfer yang biasanya berada di Pasifik barat bergeser ke arah timur.
  4. Umpan balik positif: Pemanasan permukaan laut di Pasifik timur dan tengah memicu lebih banyak pemanasan, menciptakan siklus umpan balik positif yang memperkuat fenomena El Nino.
  5. Gelombang Kelvin: Gelombang laut internal yang bergerak dari barat ke timur sepanjang ekuator Pasifik juga berperan dalam transportasi air hangat selama El Nino.

Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan dan penguatan El Nino. Meskipun siklus ENSO terjadi secara alami, perubahan iklim global dapat mempengaruhi frekuensi dan intensitas fenomena El Nino di masa depan.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya