Cuaca Hari Ini Jumat 20 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Akan Berawan

Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Jumat (20/12/2024), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

oleh Arviola Marchsyalina Syurgandari diperbarui 20 Des 2024, 06:15 WIB
Diterbitkan 20 Des 2024, 06:15 WIB
Waspada, Cuaca Ekstrim di Jakarta
Awan gelap menyelimuti langit di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Jumat (20/12/2024), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya juga diprediksi berawan. Kecuali di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu akan turun hujan dengan intensitas ringan.

Begitu pun untuk langit Jakarta pada malam hari diprakirakan seluruhnya akan berawan. Kecuali di Jakarta Selatan akan cerah Berawan.

Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi, Jawa Barat dari pagi hingga malam akan berawan.

Selanjutnya, di Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat, diprediksi cuaca pagi akan berawan dan kabut, siang hujan berintensitas ringan, dan malam akan cerah berawan.

Kemudian, di Kota Tangerang, Banten, cuaca pagi berawan, siang akan hujan ringan, namun malam diprakirakan cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Utara   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bekasi   Berawan  Berawan  Berawan
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Kabut  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Tangerang  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 

Hadapi Cuaca Ekstrem, Kepala BMKG Cek Kesiapan Sejumlah Alat Pemantau

Cuaca Ekstrem Jakarta, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah apabila Jakarta mengalami cuaca ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melakukan pengecekan ke sejumlah alat pemantau cuaca milik institusinya di wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Adapun alat yang diinspeksi adalah Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS). Semuanya itu dilakukan pengecekan untuk memastikan kesiapan alat  dalam mendeteksi potensi cuaca ekstrem.

Perlu diketahui, AWOS merupakan alat utama dalam memantau kondisi cuaca untuk keselamatan penerbangan, khususnya saat pesawat melakukan take off dan landing. Informasi ini sangat krusial bagi pengawas trafik penerbangan dalam menentukan kelayakan kondisi cuaca untuk memastikan keselamatan penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya.

Sementara, LLWAS memonitor arah serta kecepatan angin untuk mengidentifikasi potensi turbulensi berbahaya, seperti angin berlawanan yang dapat menyebabkan pesawat tergelincir atau kehilangan kendali. Jika potensi ini terdeteksi, peringatan akan segera dikirim ke Air Traffic Control (ATC) dan disampaikan ke pilot agar dapat mengambil langkah mitigasi, seperti menunda pendaratan, go-around, atau mengalihkan penerbangan ke bandara lain.

Sedangkan, MAWS berfungsi untuk memantau cuaca maritim di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. MAWS ini dilengkapi dengan sensor suhu, tinggi permukaan air, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan suhu permukaan laut, serta mampu mengirimkan data per menit. Data yang diperoleh sangat penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran, seperti informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, serta pasang surut yang mempengaruhi operasional pelabuhan. 

"Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat," kata Dwikorita seperti dilansir dari laman BMKG, Kamis (19/12/2024).

Libur Nataru, BMKG Akan Terus Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Potensi Bencana Alam

Imbas tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir, terpantau munculnya genangan air setinggi 10 cm di ruas Tol Sedyatmo arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), muka dari Km 26 dan arah Jakarta di Km 25+100 dan Km 31.
Imbas tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir, terpantau munculnya genangan air setinggi 10 cm di ruas Tol Sedyatmo arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), muka dari Km 26 dan arah Jakarta di Km 25+100 dan Km 31.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya Bersama BNPB, TNI, dan Polri akan terus melakukan modifikasi cuaca untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana alam selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

"Bersama dengan BNPB, TNI, dan Polri, kami akan melakukan modifikasi cuaca di beberapa titik yang dikhawatirkan dapat berdampak pada potensi bencana, seperti banjir dan longsor. Kami terus berkoordinasi untuk memastikan keselamatan masyarakat selama periode liburan," kata dia dalam keterangannya yang dikutip Selasa (17/12/2024).

Dwikorita pun memaparkan, fenomena dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (gelombang udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, diproyeksikan akan aktif selama periode libur Nataru. Kedua fenomena ini, menurutnya, berpotensi meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.

"Madden-Julian Oscillation dan potensi cold surge diperkirakan akan mempengaruhi cuaca di Indonesia selama Nataru. Kedua fenomena ini dapat meningkatkan curah hujan, meskipun dampaknya masih perlu terus dipantau," papar Dwikorita.

Dia juga mengingatkan, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlanjut hingga 9 Januari 2024, dengan peningkatan eskalasi cuaca, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui jalur mudik.

Mengingat potensi cuaca buruk tersebut, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG yang telah terintegrasi dengan aplikasi jalur mudik.

"Saya mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi jalur mudik, sehingga masyarakat bisa merencanakan perjalanan dengan lebih aman dan nyaman," jelas dia.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya