HUT Acexi, Wakil Ketua MPR Minta Potensi Ekonomi Karbon Dimaksimalkan

Eddy menyatakan, perdagangan karbon akan menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia di masa depan. Pengembangannya membutuhkan dukungan kuat dari sisi kebijakan dan regulasi.

oleh Tim News diperbarui 24 Jan 2025, 14:06 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 10:16 WIB
ACEXI
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno dalam talkshow tentang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, dalam rangka HUT 1 Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI) di Gedung Perpustakaan Nasional RI Jakarta Pusat, Kamis (23/01/2025). (Tim News).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menekankan pentingnya kerja sama antar semua pihak untuk memberikan solusi terkait hambatan dalam akselerasi tata kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK), agar potensi ekonomi karbon Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal.

“Indonesia memiliki potensi penampungan karbon yang mencapai 600 gigaton, dan berada dalam posisi strategis di antara negara-negara penghasil karbon seperti Singapura, China, Korea, dan Jepang,” ujarnya pada talkshow tentang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, dalam rangka HUT 1 Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI) di Gedung Perpustakaan Nasional RI Jakarta Pusat, Kamis (23/01/2025).

Eddy menyatakan, perdagangan karbon akan menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia di masa depan. Pengembangannya membutuhkan dukungan kuat dari sisi kebijakan dan regulasi.

“Potensi besar ini jangan sampai kita sia-siakan, jangan sampai ketinggalan dengan negara-negara tetangga. Perdagangan karbon di Indonesia sudah bisa diakselerasi dengan adanya bursa karbon di IDX.” Jelasnya.

Dari sisi regulasi, sambung politikus PAN ini, masalah utamanya adalah komunikasi. “Banyak pihak yang datang kepada saya mengeluhkan hambatan-hambatan yang ada, termasuk regulasi. Dengan posisi saya sebagai Wakil Ketua MPR dan anggota DPR Komisi XII yang membidangi energi, lingkungan hidup, dan investasi, saya akan berusaha untuk mencapai solusi atas masalah-masalah ini,” kata Eddy Soeparno.

Ketua Umum ACEXI, Lastyo Kuntoaji Lukito, mengatakan, pihaknya mendukung pemerintah dalam mewujudkan tata kelola NEK yang berkualitas, serta merumuskan langkah strategis ke depan dalam pengendalian perubahan iklim.

"Kami bangga bahwa meskipun masih berusia muda, kami berkembang pesat dan secara aktif berpartisipasi dalam dialog dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari badan legislatif, pemerintah, swasta, masyarakat sipil, maupun mitra pembangunan negara sahabat, dalam rangka akselerasi tata kelola NEK yang berkualitas," ujar Lastyo.

ACEXI optimistis bahwa dengan grand design yang berkualitas, akan lahir peluang baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja.

 

Potensi NEK Indonesia Luar Biasa

Ketua Dewan Pembina ACEXI Rokhmin Dahuri, menyampaikan bahwa potensi NEK Indonesia yang luar biasa jangan sampai dimanfaatkan hanya oleh pihak asing.

"Di sinilah ACEXI dapat memainkan peran penting dalam menyediakan ahli-ahli emisi karbon. Jangan sampai kegiatan-kegiatan terkait NEK seperti perdagangan karbon, penyimpanan karbon, atau kalkulasi karbon didominasi oleh pihak-pihak luar negeri," kata Rokhmin Dahuri.

Diketahui, Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI) adalah organisasi yang beranggotakan para ahli, praktisi, akademisi, dan pemerhati di bidang pengelolaan emisi karbon. ACEXI memiliki program utama dalam penguatan ekosistem karbon, peningkatan kapasitas dan kompetensi anggota, serta sertifikasi keahlian pengelolaan PPI dan tata kelola NEK.

ACEXI bertujuan untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mewujudkan target pengurangan emisi karbon nasional.

Infografis

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya