Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan agen resmi Pertamina tidak lagi diperbolehkan menjual LPG 3 kilogram (kg) kepada pengecer mulai 1 Februari 2025.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengantisipasi panic buying di tengah masyarakat imbas kebijakan baru tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami tentunya menganjurkan dan menyarankan kepada Pemerintah Provinsi untuk mengantisipasi atau mungkin ambil langkah-langkah yang memang tidak membuat panik masyarakat," kata Riano kepada Liputan6.com, Senin (3/2/2025).
Advertisement
Riano memahami, Pemprov DKI Jakarta tak bisa berbuat banyak terkait dengan kebijakan tersebut. Menurut Riano, pendistribusian LPG 3 kg selama ini memang tak terkontrol, sehingga tidak tepat sasaran.
"Kan pelaksanaan di lapangan yang menggunakan LPG melon 3 kg ini kan bahkan bukan hanya yang kelas bawah, tapi kelas menengah, industri kecil, di UMKM, segala macam itu menggunakan ini," ucapnya.
Meski begitu, Riano menyesalkan kebijakan ini tak dibarengi dengan cukupnya sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan pemerintah.
"Harusnya pemerintah juga harus mensosialisasikan dulu ya sehingga akhirnya masyarakat ini sudah mempunyai persiapan apa yang harus mereka siapkan. Kalau sekarang kita dengar di sana sini banyak warga masyarakat kesusahan karena kan," kata Riano.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan pengecer tidak lagi bisa mendapatkan distribusi LPG 3 kg dari Pertamina mulai 1 Februari 2025.
Adapun kebijakan ini diklaim untuk menata bagaimana LPG 3 kg yang dikonsumsi masyarakat bisa sesuai dengan batas harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Antrean Warga di Tangerang Mengular Demi Dapatkan Gas 3 Kg di Agen
Sementara itu, antrean mengular masyarakat yang ingin membeli tabung gas 3 Kg terlihat di depan agen di Jalan Palem Raya, tepatnya depan Masjid Ar Royyan Cibodas, Kota Tangerang, Senin (3/2/2025).
Panjangnya antrean terlihat sejak pukul 07.00 pagi tadi, padahal, agen yang biasanya sudah buka pukul 09.00 pagi, dikabarkan baru akan buka jam 12.00 siang nanti.
Mayoritas yang antre adalah ibu-ibu yang mengaku sudah kesulitan mencari gas tabung 3 kg. Padahal gas tersebut peruntukannya untuk memasak lauk, air, ataupun kebutuhan sehari-hari.
"Sudah susah dari minggu lalu. Bingung saya juga, pagi harus masak, terutama bekel anak-anak sekolah. Sekarang jadi harus beli lauk di luar, yang ada pengeluaran hari-hari jadi lebih besar," keluh Santi, salah seorang ibu muda yang tengah mengantre.
Terlihat kemacetan panjang akibat antrean puluhan emak-emak yang ingin membeli gas. Hal ini terjadi karena mereka mengantre sedikit memakan badan jalan dan kendaraan roda dua yang diparkir sembarangan.
Salah satu pedagang katering asal Dumpit, Kelurahan Bencongan, Kabupaten Tangerang, Rudiyah memilih mengantre gas 3 kg yang jauh dari rumahnya. Lantaran di tempatnya sudah tidak ada lagi yang menjual gas.
"Sudah enggak ada lagi yang jual. Terakhir beli Januari tanggal 20 an. Harganya juga dinaikin jadi 25 ribu. Setelah itu udah engga ada yang jual lagi," kata Rudiyah.
Rudiyah menyebut, dia telah mengantre sejak pukul 07.00 WIB. Namun, hingga kini agen tersebut belum juga beroperasi.
"Dari jam 7, ngantrenya. Ini juga belum jelas ada atau tidaknya. Tapi ini baru dikasih tau bukannya jam 12 siang," ujarnya.
Â
Advertisement