Liputan6.com, Jakarta - Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik ke Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Dipimpin oleh Ahmad Sahroni, rombongan Komisi III mendengarkan paparan dari mitra kerjanya, salah satunya terkait strategi Polda Kep. Bangka Belitung dalam mengatasi maraknya geng motor di wilayah tersebut.
Kapolda Kep. Bangka Belitung Irjen Pol Hendro Pandowo menyebut pihaknya berhasil memberantas geng motor hingga 0, dari mulanya terdapat 19 geng dengan total ribuan anggota. Adapun metode penyelesaian yang dilakukan bukan hanya represif, namun juga humanis melalui keluarga dan sekolah asal anak tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Mendengar paparan tersebut, Pimpinan Komisi III Ahmad Sahroni pun mengapresiasi kinerja Polda Kep. Bangka Belitung. Menurut Sahroni, strategi yang dilakukan Kapolda Kep. Bangka Belitung dapat menjadi contoh bagi Polda lainnya.
Advertisement
“Komisi III mengapresiasi Kapolda Babel yang berhasil memberantas seluruh geng motor di Babel. Dari yang tadinya terdapat 19 geng dengan total ribuan anggota, kini menjadi 0. Metode yang dipakai pun efektif, tidak hanya mengandalkan langkah represif, tapi juga melalui pendekatan humanis sejak dari keluarga dan sekolah," ujar Sahroni dalam keterangan (13/2/2025).
"Nah metode ini teruji karena memang berdasarkan pengalaman Pak Kapolda sendiri saat menjadi Kapolres Soreang. Jadi saya kira Polda-Polda lain bisa mencontoh strategi Polda Babel ini. Karena keberadaan geng motor sudah terlalu meresahkan masyarakat. Mereka nekat dan tidak segan berbuat sadis kepada para korbannya,” sambungnya.
Upaya Mitigasi
Lebih lanjut, salah satu aspek yang paling Sahroni soroti yaitu upaya mitigasi melalui pendekatan sekolah dan keluarga. Menurut Sahroni, cara itu dapat mencegah anak remaja berbuat kenakalan, salah satunya geng motor.
“Jadi selain patroli, polisi juga wajib lakukan langkah-langkah yang bersifat pencegahan berkelanjutan. Pikirkan bagaimana caranya agar anak-anak remaja ini bisa mengikuti norma dan aturan. Nah kalau di Polda Babel ini kan ada pendekatan melalui sekolah dan keluarga. Polisi menjalin komunikasi dengan kedua unsur tersebut. Karena anak remaja paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan keluarga. Ini salah satu strategi kunci yang harus mulai diterapkan di wilayah lainnya,” tambah Sahroni.
Sebab Sahroni percaya bahwa untuk merubah kebiasaan buruk anak remaja tidak bisa hanya dengan pendekatan represif semata.
“Anak itu kan melihat dan belajar dari lingkungannya. Kalau lingkungannya gak jelas, ancur-ancuran, ya pasti dia juga begitu. Nah makanya selain langkah represif, perlu juga dilakukan langkah humanis-edukatif untuk menyelesaikan masalah geng motor,” tutup Sahroni.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)