Cuaca Indonesia Akhir Pekan, Sabtu 22 Februari 2025: Hujan Ringan di Beberapa Wilayah

Cuaca Indonesia hari ini saat akhir pekan, Sabtu (22/2/2025) diprediksi berawan hingga cerah berawan, dengan hujan ringan hingga hujan petir di beberapa daerah.

oleh Elza Puti Pramata Diperbarui 22 Feb 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 07:30 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Langit sebagian besar wilayah Indonesia pada Sabtu pagi (22/2/2025) diprediksi akan berawan hingga cerah berawan.

Namun, Beberapa wilayah seperti Bengkulu dan Gorontalo akan mengalami hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Pada siang hari, cuaca bervariasi antara cerah, cerah berawan, berawan, hujan ringan hingga hujan sedang. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan turun di Serang, Yogyakarta, dan Kupang. Sementara itu, hujan petir berpotensi terjadi di Palangkaraya.

Selanjutnya, pada malam hari, cuaca saat akhir pekan umumnya berawan hingga cerah berawan. Namun, beberapa wilayah seperti Tarakan, Pekanbaru, Medan, dan Kendari diprediksi mengalami hujan ringan, sementara Palangkaraya berpotensi diguyur hujan petir.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

Promosi 1
 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan   Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Hujan Ringan   Cerah Berawan
 Serang  Berawan  Hujan Sedang   Berawan
 Bengkulu  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan 
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah  Hujan Ringan  Berawan 
 Jambi   Berawan  Berawan   Berawan
 Bandung   Berawan  Berawan  Berawan
 Semarang   Berawan  Berawan   Berawan
 Surabaya   Cerah  Cerah   Berawan 
 Pontianak   Berawan  Cerah  Berawan 
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Palangkaraya  Cerah Berawan   Cerah Berawan  Hujan Petir
 Samarinda  Berawan  Berawan  Berawan
 Tarakan   Cerah Berawan  Hujan Ringan   Hujan Ringan
 Pangkal Pinang  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah 
 Bandar Lampung  Berawan  Berawan  Berawan
 Ambon   Berawan   Hujan Ringan    Berawan
 Ternate   Berawan  Cerah  Hujan Ringan
 Mataram   Cerah Berawan   Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Hujan Sedang   Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Cerah
 Pekanbaru   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Mamuju   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Cerah  Hujan Ringan   Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah   Hujan Ringan
 Manado    Cerah  Cerah  Cerah
 Padang   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan   Cerah Berawan   Berawan 
 Medan   Berawan   Berawan  Hujan Ringan 

Lonjakan Harga Pangan Akibat Cuaca Ekstrem Diperkirakan Berlanjut pada 2025

Kebijakan dan Strategi Pemerintah untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
Ilustrasi lahan pertanian. (Istimewa)... Selengkapnya

Analis rantai pasokan memperkirakan cuaca ekstrem akan menyebabkan fluktuasi harga pangan yang tidak stabil sepanjang tahun 2025. Hal ini terjadi setelah harga kakao dan kopi meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir.

Penelitian oleh konsultan Inverto menemukan kenaikan tajam harga sejumlah komoditas pangan pada tahun hingga Januari yang berkorelasi dengan cuaca yang tidak terduga, mengonfirmasi peringatan bahwa kerusakan iklim dapat menyebabkan kekurangan pangan.

Beberapa otoritas menyatakan tahun 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat dan tren menuju suhu yang lebih tinggi diyakini berlanjut hingga tahun 2025. Inverto mengatakan tren jangka panjang menuju peristiwa cuaca yang lebih ekstrem akan terus menghantam hasil panen di berbagai wilayah, yang menyebabkan lonjakan harga.

Menurut penelitian tersebut, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kakao dan kopi, masing-masing naik 163 persen dan 103 persen karena kombinasi curah hujan dan suhu yang lebih tinggi dari rata-rata di daerah penghasil.

Harga minyak bunga matahari meningkat 56 persen setelah kekeringan menyebabkan hasil panen yang buruk di Bulgaria dan Ukraina, yang juga terpengaruh oleh invasi Rusia. Komoditas pangan lain yang mengalami lonjakan harga termasuk jus jeruk dan mentega, yang naik lebih dari sepertiga, serta daging sapi yang naik lebih dari seperempat.

"Produsen pangan dan pengecer harus mendiversifikasi rantai pasokan dan strategi pengadaan mereka untuk mengurangi ketergantungan berlebihan pada satu wilayah yang terdampak gagal panen," kata Katharina Erfort dari Inverto, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu 16 Februari 2025.

Contoh Nyata

Suhu Panas Tak Biasa Landa Indonesia Beberapa Hari Terakhir
Warga menggunakan payung saat berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (24/4/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam bebrapa hari terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Pada Desember, pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa kerusakan iklim dan inflasi pangan terkait telah menyebabkan meningkatnya jumlah rumah tangga yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.

Ilmuwan iklim mengatakan bahwa temuan Inverto sesuai dengan prediksi mereka.

"Peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akan terus meningkat dalam intensitas dan frekuensinya seiring dengan peningkatan suhu global," kata ahli keamanan pangan di lembaga meteorologi nasional Inggris (Met Office) dan Universitas Bristol Pete Falloon.

"Tanaman sering kali rentan terhadap cuaca ekstrem dan kita dapat memprediksi adanya gangguan berkelanjutan pada produksi pertanian global dan rantai pasokan. Hal ini pada akhirnya akan memengaruhi masalah ketahanan pangan."

Max Kotz, dari Potsdam Institute for Climate Impact Research, menuturkan data menunjukkan bahwa ekstremitas panas sudah memengaruhi harga pangan secara langsung.

"Tahun lalu menunjukkan banyak contoh fenomena ini terjadi nyata, seperti panas ekstrem di Asia Timur yang menyebabkan lonjakan harga beras di Jepang dan harga sayuran di China," ujarnya.

Kotz juga mengatakan bahwa pasar komoditas sangat terpengaruh oleh panas ekstrem dan kekeringan.

"Di negara-negara penghasil kakao di Afrika Barat dan daerah penghasil kopi di Brasil dan Vietnam, kondisi ini menyebabkan lonjakan harga yang signifikan. Hingga emisi gas rumah kaca benar-benar dikurangi menjadi nol bersih, panas dan kekeringan ekstrem akan terus meningkat di seluruh dunia, menyebabkan masalah yang lebih besar bagi pertanian dan harga pangan daripada yang kita hadapi saat ini," imbuhnya.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya