Prabowo-Gibran Dinilai Siap Terima Kritik, Termasuk soal #KaburAjaDulu

Boni meyakini, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran sangat menghargai kritikan dan masukan dari masyarakat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 26 Feb 2025, 07:03 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 22:12 WIB
Diskusi Sinergi Indonesia bertajuk 'Klarifikasi atau #Kaburajadulu' di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025) (Istimewa)
Diskusi Sinergi Indonesia bertajuk 'Klarifikasi atau #Kaburajadulu' di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025) (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Jagat sosial media belakangan dihebohkan dengan tagar #kaburajadulu. Hal itu menuai pro kontra antara mereka yang ingin meninggalkan Indonesia dan tetap bertahan di tengah kondisi bangsa yang carut marut.

Menangapi hal itu, Analis Politik Boni Hargens menilai hal tersebut adalah ekspresi individual rights yang mengandung kritikan dan masukan. Dia pun meyakini, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sangat menghargai kritikan dan masukan dari masyarakat.

"Saya yakin, Pak Prabowo dan Mas Wapres Gibran sangat menghargai masukan dan kritik dari masyarakat,” kata Boni dalam diskusi Sinergi Indonesia bertajuk 'Klarifikasi atau #Kaburajadulu' di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

Justru menurut Boni, para menteri di Kabinet Merah Putih harus bisa lebih bijak dalam menyikapi fenomena tersebut. Caranya, dengan memberi respons yang tetap rasional.

“Pembantu-pembantu presiden harus lebih bijak dan rasional dalam merespons kritik. Jangan jadi domba yang tidak menaati gembalannya," ujar Boni.

Boni menegaskan, tidak ada yang salah dari narasi #kaburajadulu sebagai ekspresi individual rights. Pasalnya, orang boleh tinggal di mana saja, termasuk di luar negeri. Hanya saja, jika tagar tersebut memantulkan realita adanya problem trust dalam relasi masyarakat dan negara, maka hal tersebut merupakan masalah serius.

"Karena itu, pemerintah perlu menjadikan hal itu sebagai masukan untuk membenahi apa yang penting dalam lingkungan internal pemerintahan," imbuh dia.

Evaluasi

Dalam konteks itu, Boni mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto melakukan evaluasi dan bahkan reshuffle terhadap para menteri atau wakil menteri yang tidak sejalan atau bekerja sama mewujudkan Asta Cita Prabowo-Gibran. Termasuk, mereka yang tidak bijak merespons kritikan, saran dan masukan dari publik.

"Menteri-menteri atau wakil menteri yang tidak sejalan atau tidak bisa bekerja bersama Presiden Prabowo dan Wapres Gibran mesti dievaluasi, bila perlu dievakuasi dari kabinet," imbuh Boni.

Boni meyakini, pembangunan hanya bisa berjalan kalau ada stabilitas. Menurut dia, Stabilitas terbangun kalau hubungan masyarakat dan negara harmonis berlandaskan adanya mutual trust atau rasa saling percaya.

"Pemerintahan Prabowo-Gibran baik-baik saja. Yang bermasalah adalah para pembantu ada yang tidak mampu menterjemahkan Asta Cita dalam tindakan politik dan dalam kinerja mereka," Boni menandasi.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya