Polisi Akan Tindak Taksi Gelap Selama Operasi Ketupat 2025

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho memerintahkan jajarannya untuk memberikan penindakan terhadap taksi gelap dalam Operasi Ketupat 2025.

oleh Aries Setiawan Diperbarui 07 Mar 2025, 03:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 03:30 WIB
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho usai rapat koordinasi Operasi Ketupat 2025 di Gedung NTMC Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho usai rapat koordinasi Operasi Ketupat 2025 di Gedung NTMC Jakarta, Kamis (6/3/2025). (Dok. Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho memerintahkan jajarannya untuk memberikan penindakan terhadap taksi gelap dalam Operasi Ketupat 2025.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi bersama Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda se-Indonesia di Gedung NTMC Jakarta, Kamis (6/3/2025).

"Saya minta ke seluruh direktur lalu lintas untuk taksi gelap, agar betul-betul dilakukan edukasi, terakhir penindakan. Minimal di wilayah-wilayah direktorat lalu lintas ada kasat lantas, instruksikan itu," kata Agus kepada wartawan.

"Identifikasi kendaraan yang biasanya digunakan untuk mencari penumpang yang tidak legal. Jadi taksi gelap," sambungnya.

Jenderal bintang dua ini menegaskan, perintahnya ini berlaku untuk semua direktur lalu lintas di seluruh Indonesia.

"Saya titip para direktur lalu lintas, baik itu di Banten, di Metro, di Jabar, termasuk di Jawa Timur, termasuk Direktur lalu lintas yang lainnya," tegasnya.

"Jadi pakar transportasi se-Jabodetabek tidak mau dengar lagi karena saya sudah mengingatkan kecelakaan yang ternyata itu taksi gelap," pungkasnya.

Selain itu, Agus juga meyatakan telah menyiapkan Polisi Wanita (Polwan) dalam Operasi Ketupat 2025. Nantinya, mereka akan diberikan tugas khusus.

"Nanti kalau jam-jam tertentu, di rest area atau di tempat-tempat tertentu, atau mau magrib, itu mobil itu tidak bisa dikendalikan. Dia harus berhenti di pinggir jalan, dia harus sholat," kata Agus.

"Yang bisa menegur itu bukan Polki (Polisi Laki-laki), Polwan. Jadi saya minta pleton Polwan, bentuk pleton Polwan. Imbau dengan baik, termasuk juga jajaran, silahkan," sambungnya.

Ia menjelaskan, mereka yang berhenti di bahu jalan itu karena menurutnya rest area sudah penuh dengan kendaraan yang lebih dulu sampai di sana.

"Jadi rest area itu sudah kita kelola. Rest area sudah ada MoU, tetapi persoalannya sama. Tahun yang lalu juga sama, mau dipagar betis, mau dikasih 1.000 (polisi) lalu lintas, dia harus berhenti dia harus solat. Dia harus buka puasa, padahal di dalam sudah penuh," jelasnya.

"Nah inilah operasi kemanusiaan. Maka dari itu ketika seperti itu, kita juga harus cerdik. Kalau memang harus contra flow di depan rest area silakan dibuat, direncanakan," tambahnya.

 

Promosi 1

Masyarakat Diimbau Cari Tempat Istirahat di Luar Jalan Tol jika Rest Area Penuh

Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang melaksanakan mudik lebaran untuk dapat mencari tempat istirahat atau rest area di luar jalan tol jika memang sudah penuh.

"Sehingga ketika terjadi penumpukan yang sebetulnya secara rekayasa sudah kita buat, buka tutup, terus penyampaian (batas waktu parkir) pakai mic yang ada di dalam. Tetapi persoalannya sama," ungkapnya.

"Maka dari itu kami juga mengimbau jangan absolut pemudik iti harus ke rest area. Begitu rest area penuh silakan ke luar tol, terus cari kuliner di kabupaten, nanti masuk lagi," pungkasnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Perhatikan 7 Tips Ini Sebelum Mudik Lebaran dengan Angkutan Umum
Infografis Mudik Bareng Guyub Rukun... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya