Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang mengimbau warga yang akan mudik agar mengantisipasi risiko banjir terhadap barang-barang di rumah. Pasalnya, saat ini wilayah tersebut masih berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi.
"Sebelum pergi, lakukan persiapan dengan mengatur barang di rumah agar tidak terendam banjir ketika peristiwa gawat darurat terjadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Ubaidillah Ansar di Tangerang Minggu (23/3/2025).
Baca Juga
Diketahui, Pemerintah Kota Tangerang kembali memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 13 April 2025 mendatang.
Advertisement
Hal ini mengacu informasi dari BMKG kaitan prediksi curah hujan di Kota Tangerang untuk periode Dasarian I Maret 2025 terdapat potensi hujan lebat.
Lalu diperkuat dalam melalui Surat Balai Besar Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Nomor e.B/KL.00.02/007/KBB2/II/2025 tanggal 28 Februari 2025 perihal Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Banten Periode Dasarian I Maret 2025 terdapat potensi hujan lebat.
Ubaidillah mengatakan masyarakat bisa berkoordinasi dengan RT/RW setempat ketika ingin melakukan mudik sehingga seluruh barang dalam keadaan aman.
Tak hanya itu saja, warga harus memeriksa seluruh potensi bencana seperti kebocoran gas, kebakaran hingga banjir. Semuanya harus diperiksa ulang sebelum pergi.
"Posko bencana sudah kita siagakan dan berkoordinasi dengan wilayah yang memiliki potensi bencana seperti banjir maupun kebakaran," ujarnya, dilansir dari Antara.
BMKG Ungkap Potensi Tsunami Ancam Mudik Lebaran 2025
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami di sejumlah wilayah pesisir Indonesia selama arus mudik Lebaran 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi puncak arus mudik pada 28 Maret dan arus balik pada 6 April 2025, dengan jumlah pemudik diperkirakan mencapai 146,48 juta orang.
Salah satu zona rawan yang disoroti adalah Jalan Underpass Lintas Selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo, Yogyakarta. BMKG menyarankan penerapan sistem buka-tutup lalu lintas di underpass tersebut untuk mempermudah evakuasi jika terjadi tsunami.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya sosialisasi dini kepada masyarakat mengenai potensi bahaya tsunami di area tersebut. Kemacetan di dalam underpass sepanjang 1,4 kilometer selama evakuasi dapat membahayakan nyawa banyak orang. Peringatan ini bukan hanya sebatas antisipasi arus mudik, tetapi juga pengingat akan potensi tsunami di Indonesia yang selalu ada mengingat letak geografis Indonesia di Cincin Api Pasifik yang rawan gempa bumi dan tsunami.
"Meskipun peringatan ini dikeluarkan dalam konteks arus mudik Lebaran 2025, potensi tsunami di Indonesia selalu ada, terlepas dari adanya peristiwa mudik," tegas Dwikorita.
Advertisement
Kejadian Gempa Bumi
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menambahkan bahwa BMKG mencatat banyak kejadian gempa bumi merusak di Indonesia sepanjang tahun 2024, dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Lebih lanjut, Daryono juga mengungkapkan catatan sejarah gempa dan tsunami yang terjadi tepat pada periode libur Hari Raya, termasuk Idul Fitri.
Hal ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan otoritas terkait dalam menghadapi potensi bencana tersebut. "BMKG mencatat banyak kejadian pada hari raya, jadi meski dilaporkan skalanya kecil tapi jangan dianggap remeh," kata Daryono seperti dikutip dari Antara.
