Liputan6.com, Jakarta - Eksponen Aktivis 98 Yogyakarta, Haris Rusly Moti mengecam, teror terhadap media Tempo dan aktivis Kontras. Menurut dia, kebebasan bersuara harus dijamin oleh konstitusi sehingga patut dihormati oleh seluruh kalangan.
Sebagai Komandan Relawan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, Haris memastikan pihaknya tidak melakukan tindakan tersebut. Justru sebaliknya, dia meyakini kubunya dirugikan dengan munculnya persepsi negatif dan beragam kegaduhan yang muncul akibat peristiwa teror tersebut.
Baca Juga
"Peneror bertujuan merekayasa persepsi seakan pemerintahan Prabowo anti demokrasi. Padahal pidato Presiden Prabowo beberapa hari sebelumnya jelas-jelas menghargai sikap kritis media massa dan media,” kata Haris dalam keterangan diterima, Senin (24/3/2025).
Advertisement
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini menambahkan, keterbukaan Presiden terhadap kritik dapat dilihat pada arahannya kepada kabinetnya agar melakukan introspeksi. Tujuannya, agar tidak muncul beragam kesalahpahaman dan protes akibat adanya kekurangan dalam komunikasi publik pemerintah.
”Sudah jelas, Presiden memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan, para menteri dan terutama penanggungjawab komunikasi untuk memperbaiki komunikasi ke rakyat,” ungkapnya.
Tidak Surutkan Kritisisme
Haris berharap, rangkaian teror tersebut tak menyurutkan kritisisme media kepada pemerintah. Sebab, media massa yang kritis adalah kontrol bagi pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk publik. Dia pun mendorong kepolisian dapat mengungkapkan kasus teror tersebut tuntas sampai ke akarnya.
”Kami mendukung langkah hukum yang sedang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengungkap pelaku, dalang dan motif dibalik rangkaian teror yang menyebarkan rasa takut, menimbulkan kegaduhan serta memunculkan persepsi negatif pada pemerintah ini,” Haris menandasi.
Advertisement
