Senpi Mudah Didapat, Kapolda: Tak Ada Izin, Kami Tindak!

Sebutir timah panas menembus punggung kiri hingga dada depan Polantas Aipda Patah Saktiyono.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 27 Jul 2013, 15:57 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2013, 15:57 WIB
peluru-nyasar-iluts130505b.jpg
Sebutir timah panas menembus punggung kiri hingga dada depan Polantas Aipda Patah Saktiyono. Kapolda Metro Irjen Putut Eko Bayuseno pun geram merespons insiden tersebut.

Calon Kapolri itu menegaskan akan melakukan pemeriksaan kepemilikan senjata api. "Manakala ada yang ketahuan membawa senjata api, tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah maka akan ditindak tegas," kata Putut di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (27/7/2013).

Selain pemeriksaan kepemilikan senjata api, Putut juga memerintahkan intel kepolisian untuk bekerja dalam mengungkap jaringan peredaran senjata api ilegal. "Tapi, ini memang lama sudah ada upaya-upaya untuk melakukan pencegahan terhadap peredaran senjata api-api yang dilakukan oleh direktorat intel dan jajaran," ungkapnya.

Aipda Patah Saktiyono ditembak orang tak dikenal ketika akan berangkat kerja ke Polsek Gambir. Insiden itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di Jalan Cirende raya. Setelah kejadian, Patah dikabarkan masih dalam kondisi sadar.

Pelaku diperkirakan 2 orang, 1 mengendarai motor dan 1 lagi membidik Patah. Hingga saat ini motif penembakan belum diketahui. Untuk pengungkapan kasus, Putut telah melakukan koordinasi dengan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat dan Dirkrimum Polda Metro Kombes Pol Slamet Riyanto.

Dari hasil rapat koordinasi, terbentuklah tim khusus yang bertugas mengungkap kasus ini. Tim khusus tersebut telah melakukan gelar perkara dan memeriksa 5 saksi.

Sebelumnya, terjadi tren negatif jelang Lebaran 2013, yakni meningkatnya aksi kejahatan menggunakan senjata api. Salah satu faktor peningkatan itu adalah mudahnya memiliki senjata api.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan pelaku kajahatan bisa mudah mendapatkan senjata api karena kebanyakan merupakan senjata rakitan, sehingga sulit dideteksi penjualannya. "Senpi rakitan yang kami sita, dalam konteks pembuatannya itu sangat sederhana," kata Rikwanto di Jakarta, Kamis 18 Juni lalu.

Menurut Rikwanto, pengrajin senapan angin pun bisa membuat senjata api rakitan, karena itu polisi kesulitan mengungkap. "Hanya saja mereka siapa dan di mana, bagaimana mereka mau untuk menerima pemesanan. Ini yang masih kita dalami," imbuhnya.

Bahkan, Selasa 16 Juni lalu, anggota TNI jadi korban penembakan oleh perampok sebuah kantor jasa penitipan paket di Cilodong, Depok. Korban adalah Prada Situmorang, yang tertembak di perut dan bahu kiri. Pascakejadian, korban dirawat di RSPAD Gatot Subroto. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya