Kepolisian Sektor Duren Sawit masih terus mendalami kasus penodongan terhadap Popy Erfuana, karyawati mini market di Jalan Dermaga 2 Buaran Ray, Jakarta Timur, Selasa 6 Agustus 2013 pukul 23.15.
"Sampai saat ini 4 saksi yang diperiksa yaitu ibu korban, pemilik usaha mini market, korban, dan seorang pengambil sampah," kata Kapolsek Duren Sawit Kompol Imron Gultom saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (7/8/2013).
Imron menuturkan, pelaku yang sebanyak 2 orang itu hanya mengambil harta pribadi milik Popy dan rekannya Rendy Padika, bukan malah menguras kas mini market.
"Karena waktunya sempit, jadi tidak ambil uang kas. Pelaku sempat ketemu ibu korban yang hendak jemput anaknya," ujar Imron.
Menurut saksi, ibu Popy, Lies, sempat berkomunikasi dengan pelaku dan menanyakan keberadaan korban karena tidak melihat anaknya ada di balik meja kasir.
"Ternyata korban sudah diikat dan dilakban mulutnya. Kepala korban juga sempat dibenturkan ke meja, akibatnya pelipis robek," jelas Imron.
Imron mengatakan pihaknya kini terus mendalami kasus tersebut. Tidak tersedianya CCTV di mini market tersebut menjadi tugas tersendiri untuk polisi.
"Belum ada usaha sketsa wajah. Masih di dalami. CCTV ada, tapi hanya di yang di ATM. Di mini marketnya tidak ada," sambung Imron.
Korban yang sudah mendapat perawatan kini sudah kembali ke rumah dan menderita kerugian sebesar Rp 190 ribu dan beberapa telepon genggamnya juga ikut digondol penodong. (Yus/Ism)
"Sampai saat ini 4 saksi yang diperiksa yaitu ibu korban, pemilik usaha mini market, korban, dan seorang pengambil sampah," kata Kapolsek Duren Sawit Kompol Imron Gultom saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (7/8/2013).
Imron menuturkan, pelaku yang sebanyak 2 orang itu hanya mengambil harta pribadi milik Popy dan rekannya Rendy Padika, bukan malah menguras kas mini market.
"Karena waktunya sempit, jadi tidak ambil uang kas. Pelaku sempat ketemu ibu korban yang hendak jemput anaknya," ujar Imron.
Menurut saksi, ibu Popy, Lies, sempat berkomunikasi dengan pelaku dan menanyakan keberadaan korban karena tidak melihat anaknya ada di balik meja kasir.
"Ternyata korban sudah diikat dan dilakban mulutnya. Kepala korban juga sempat dibenturkan ke meja, akibatnya pelipis robek," jelas Imron.
Imron mengatakan pihaknya kini terus mendalami kasus tersebut. Tidak tersedianya CCTV di mini market tersebut menjadi tugas tersendiri untuk polisi.
"Belum ada usaha sketsa wajah. Masih di dalami. CCTV ada, tapi hanya di yang di ATM. Di mini marketnya tidak ada," sambung Imron.
Korban yang sudah mendapat perawatan kini sudah kembali ke rumah dan menderita kerugian sebesar Rp 190 ribu dan beberapa telepon genggamnya juga ikut digondol penodong. (Yus/Ism)