Artefak Diduga Candi Ditemukan di Dieng

Artefak yang menyerupai candi tersebut memiliki ukuran lebih kecil dibanding candi-candi yang telah ditemukan di Dataran Tinggi Dieng.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 25 Sep 2013, 17:04 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2013, 17:04 WIB
arkeologi-130925c.jpg
Sebuah artefak yang diduga bangunan candi ditemukan di punggung Bukit Pangonan, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang berada pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Artefak itu ditemukan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata pada hari Minggu yang lalu.

"Bangunan diduga candi tersebut ditemukan oleh staf kami, Pak Saroji bersama rekan dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, secara tidak sengaja saat mencari lokasi untuk melihat sunset (matahari terbenam) di Bukit Pangonan pada Minggu sore," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pariwisata Dieng Ibnu Hasan saat dihubungi di Banjarnegara, Rabu (25/9/2013).

Menurut dia, artefak itu ditemukan Saroji di tengah rerimbunan pohon dan rerumputan Bukit Pangonan. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dieng segera melakukan pengecekan ke lokasi setelah mendapat laporan Saroji.

"Perjalanan menuju lokasi yang berada di sebelah barat kompleks Candi Arjuna itu harus dilakukan dengan jalan kaki selama 1 jam. Kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bermotor," tutur Ibnu.

Dia menambahkan, artefak yang menyerupai bangunan candi tersebut memiliki ukuran lebih kecil dibanding candi-candi yang telah ditemukan di Dataran Tinggi Dieng. Kemarin, arkeolog dari Balai Budaya Cagar Budaya (BBCB) Jawa Tengah Winda Artista Harimurti telah datang ke lokasi untuk melakukan survei.

"Berdasarkan hasil pengecekan sementara, arkeolog tersebut menduga bangunan yang menyerupai candi-candi Dieng itu telah mengalami perubahan letak akibat campur tangan manusia," katanya.

Ibnu mengatakan, dugaan adanya campur tangan manusia terlihat dari struktur bangunan candi yang tidak simetris dan ada bagian dinding yang terbalik dalam pemasangannya. Selain itu, letak bangunan candi berada di pinggiran bukit, sehingga berbeda dari umumnya candi yang berada di tengah atau puncak bukit.

Kendati demikian, Ibnu mengatakan, arkeolog dari BBCB Jateng belum bisa memastikan candi tersebut apakah berupa bangunan lepas atau menjadi bagian dari sebuah situs. Arkeolog juga belum bisa memastikan artefak yang diduga candi itu dibuat pada masa kerajaan apa. Sehingga masih harus dilakukan observasi lebih lanjut.

"Di sekitar lokasi juga banyak ditemukan batu-batuan candi yang berserakan. Rencananya arkeolog dari BBCB Jateng akan kembali meneliti candi itu," pungkas Ibnu. (Ant/Eks/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya