Suara-suara keresahan terdengar dari Kampung Monyet di bantaran Kanal Banjir Timur, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Semua meluncur menyusul kebijakan baru Jokowi yang bakal membersihkan topeng monyet dari Ibukota. Gubernur DKI bernama lengkap Joko Widodo menjamin Jakarta bebas topeng monyet pada 2014 nanti.
Salah satu suara diungkapkan Budi. Ada 11 kotak kayu di depan rumah warga Kampung Monyet di sebuah gang sempit itu. Kotak-kotak kayu itu adalah kandang untuk 11 monyet peliharaannya. Budi menilai rencana Jokowi itu hanyalah akal-akalan pihak asing saja.
"Akal-akalan orang Barat itu, Mas. Ntar dibeli sama mereka terus dijualin lagi," kata Budi polos kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Ke-11 monyet itu tak disewakan Budi. Si monyet juga dirawat sendiri olehnya bersama keluarga. Biasanya, hewan-hewan pemakan pisang itu diajaknya mengamen ke 3 lokasi, yakni Lebak Bulus, Buaran, dan kawasan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Dalam sehari, dia dan monyetnya bisa mengantongi Rp 30-Rp 50 ribu. "Dirawat oleh bapak, anak, sepupu, keponakan. Tidak disewakan, Mas," tutur Budi.
Dari poster-poster yang disebar Pemprov DKI, terdapat 3 poin penting tentang pelarangan topeng monyet di Ibukota ini. Pertama, menjadikan monyet sebagai objek tontonan merupakan pelanggaran KUHP 302 mengenai kesejahteraan satwa. Kedua, monyet bukan hewan peliharaan dan habitatnya bukan di perkotaan. Monyet lebih baik hidup di alam bebas.
Terakhir, monyet bisa menularkan penyakit dan tertular penyakit yang diderita manusia. Jadi, berbahaya jika berada di lingkungan manusia. Salah satu penyakit itu adalah TBC.
Bagaimana kehidupan monyet di 'Kampung Monyet' itu? Berikut [GALERI FOTO] Melongok 'Kampung Monyet' di Cipinang. (Ism/Mut)
Salah satu suara diungkapkan Budi. Ada 11 kotak kayu di depan rumah warga Kampung Monyet di sebuah gang sempit itu. Kotak-kotak kayu itu adalah kandang untuk 11 monyet peliharaannya. Budi menilai rencana Jokowi itu hanyalah akal-akalan pihak asing saja.
"Akal-akalan orang Barat itu, Mas. Ntar dibeli sama mereka terus dijualin lagi," kata Budi polos kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Ke-11 monyet itu tak disewakan Budi. Si monyet juga dirawat sendiri olehnya bersama keluarga. Biasanya, hewan-hewan pemakan pisang itu diajaknya mengamen ke 3 lokasi, yakni Lebak Bulus, Buaran, dan kawasan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Dalam sehari, dia dan monyetnya bisa mengantongi Rp 30-Rp 50 ribu. "Dirawat oleh bapak, anak, sepupu, keponakan. Tidak disewakan, Mas," tutur Budi.
Dari poster-poster yang disebar Pemprov DKI, terdapat 3 poin penting tentang pelarangan topeng monyet di Ibukota ini. Pertama, menjadikan monyet sebagai objek tontonan merupakan pelanggaran KUHP 302 mengenai kesejahteraan satwa. Kedua, monyet bukan hewan peliharaan dan habitatnya bukan di perkotaan. Monyet lebih baik hidup di alam bebas.
Terakhir, monyet bisa menularkan penyakit dan tertular penyakit yang diderita manusia. Jadi, berbahaya jika berada di lingkungan manusia. Salah satu penyakit itu adalah TBC.
Bagaimana kehidupan monyet di 'Kampung Monyet' itu? Berikut [GALERI FOTO] Melongok 'Kampung Monyet' di Cipinang. (Ism/Mut)