Tidur Dapat Berpengaruh Terhadap Cara Berjalan, Begini Kata Penelitian

Lebih lanjut Krebs mengatakan, “Idealnya setiap orang harus tidur delapan jam semalam. Tapi jika tidak bisa, maka kita harus memberikan kompensasi sebanyak dan sesering mungkin.”

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Tidur Nyenyak Berkualitas/ Unsplash
Ilustrasi Tidur Nyenyak Berkualitas (Photo by Matheus Vinicius on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Kurang tidur tentu bisa berdampak terhadap tubuh. Karena terlalu kantuk, akhirnya seseorang bisa sakit kepala, mudah merasa cemas, tersinggung, hingga tertekan. Bahkan katanya kurang tidur dapat berpengaruh terhadap cara berjalan seseorang.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kurang tidur dapat berpengaruh terhadap beberapa aspek, seperti kemampuan untuk berjalan, menghindari rintangan, dan menjaga keseimbangan.

“Hasilnya menunjukkan bahwa berjalan bukanlah proses secara otomatis dan dapat berpengaruh jika kurang tidur,” kata penulis studi yang juga profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Hermano Krebs, seperti dikutip dari CNN, Jumat (5/11/2021).

Lebih lanjut Krebs mengatakan, “Idealnya setiap orang harus tidur delapan jam semalam. Tapi jika tidak bisa, maka kita harus memberikan kompensasi sebanyak dan sesering mungkin.”

 

 

Pengaruh Jika Kurang Tidur

tidur siang
ilustrasi perempuan tidur siang/Photo by Zohre Nemati on Unsplash

Para ilmuwan zaman dulu berpikir bahwa berjalan adalah sebuah proses yang sepenuhnya berjalan otomatis. Sebab, diri kita sendiri yang mengatur arah yang diinginkan tubuh dan secara otomatis melakukannya dan ditambah dengan sedikit bantuan sistem kognitif.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan hal lain. Otak seseorang memang akan bereaksi terhadap suatu isyarat visual atau pendengaran. Kemudian menyesuaikan gaya berjalan dan akhirnya mampu memperlambat atau mempercepat sesuai kebutuhan.

“Konsep kiprah yang merupakan proses otomatis bukanlah cerita yang lengkap,” kata Krebs. Ada banyak pengaruh yang datang dari otak, lanjutnya.

Perlu diketahui, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, kekuatan yang optimal bagi orang dewasa itu dipengaruhi oleh waktu tidur. Idealnya bagi orang dewasa, perlu tidur selama tujuh jam semalam. Sementara untuk anak-anak usia sekolah, membutuhkan waktu 9 hingga 12 jam. Sedangkan untuk remaja, setidaknya butuh waktu tidur 8 hingga 10 jam setiap malam.

Berkaitan hal tersebut, menurut Scientific Reports, studi baru tersebut berfokus pada mahasiswa yang sangat kurang tidur. Mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Sao Paulo, Brasil.

Selama 14 hari mereka menggunakan pelacak waktu tidur, mulai tidur hingga bangun. Rata-rata mereka tidur sekitar enam jam semalam.Setengah dari mereka berolahraga sepanjang malam terlebih dahulu sebelum melakukan tes treadmill. Pada saat itu mereka diminta untuk mengikuti irama mentronom.

“Mereka harus menyelaraskan gerakan tumit dengan irama. Kami menemukan banyak kesalahan dari seseorang yang kurang tidur,” kata seorang profesor di departemen mekatronik dari Universitas Sao Paulo Arturo Forner-Cordero.

Forner-Cordero melanjutkan, “Mereka tampil secara umum lebih buruk.”

 

 

Mengganti Waktu Tidur Bisa Jadi Strategi

Ilustrasi tidur nyenyak (unsplash)
Ilustrasi tidur nyenyak (unsplash)

Namun anehnya, bagaimanapun mahasiswa atau siswa yang kurang tidur dan menggantinya dengan tidur di akhir pekan, itu lebih baik, kata Forner-Cordero. Akan tetapi, itu bukanlah sebuah rekomendasi yang disarankan dari para ahli.

Terlepas dari itu semua, penelitian tentang ini juga mengandung pesan tersurat tentang pentingnya tidur yang cukup. Utamanya bagi mereka yang bekerja di industri dengan sistem kerja shift.

“Kompensasi untuk tidur bisa menjadi strategi penting. Misalnya bagi mereka yang kurang tidur, seperti pekerja shift, dokter, dan beberapa personel militer, jika mereka membangun kompensasi tidur yang teratur, mungkin memiliki kontrol yang lebih baik,” ujar Forner-Cordero.

 

 

Bagaimana Membangun Kebiasaan Tidur yang Baik?

Ilustrasi Hotel
Ilustrasi tempat tidur hotel. (dok. Unsplash.com/Nik Lanús @niklanus)

Sebetulnya setiap orang bisa mengendalikan diri untuk mengatasi waktu tidur. Salah satu caranya bisa dengan berolahraga. Waktu 10 menit untuk berolahraga saja pun sudah cukup. Misalnya dengan bersepeda atau aerobik.

Menurut National Sleep Foundation. “Secara drastis itu dapat meningkatkan kualitas tidur malam.”

Selain itu, juga lebih baik menghindari konsumsi kopi di atas jam 3 sore dan alkohol sebelum tidur, miliki kamar dan tempat tidur yang nyaman, menjaga ruangan tetap sejuk, mandi air hangat sebelum tidur, membaca buku, meditasi, dan masih banyak lagi.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya