Suzuki Yakin Bisa Jual 200 Ribu Mobil Tahun Ini

Suzuki tercatat menguasai 13,3% pangsa pasar mobil di Tanah Air.

oleh Siti Aisyah diperbarui 02 Jun 2014, 18:24 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2014, 18:24 WIB
Gara-gara GM, Suzuki Tarik 184 Ribu Mobil
Berdasarkan dokumen dari departemen keamanan AS, mobil ditarik karena berpotensi mengalami korsleting.

Liputan6.com, Jakarta - Reporter: Septian Deny

PT Suzuki Indomobil Motor yakin target penjualan kendaraan roda empatnya untuk pasar domestik akan mencapai 200 ribu unit pada 2014, atau naik dari realisasi tahun lalu 162.500 mobil. Pada akhir tahun lalu, Suzuki tercatat menguasai 13,3% pangsa pasar mobil di Tanah Air.

"200 ribu unit per tahun itu untuk semua jenis mobil," ujar Komisaris PT Suzuki Indomobil Motor Subronto Laras di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (2/6/2014).

Subronto mengakui untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras dan dukungan dari eksternal perusahaan, mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. Ditambah, Suzuki juga harus bersaing dengan produsen mobil lain.

"Kita ada perlambatan ekonomi, makanya ada masalah di situ sedikit," lanjutnya.

Sementara untuk pasar ekspor, Subronto menargetkan tahun ini akan mencapai 30 ribu unit. Ekspor ini masih akan didominasi jenis Suzuki Ertiga dan Suzuki APV. Namun, dia tidak bisa menyebutkan angka pasti jumlah masing-masing jenis kendaraan.

"Ertiga dan APV masih yang paling kuat. Nanti ditambah dengan Wagon-R. Ekspor kita sudah kemana-mana kecuali ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Kita sudah ekspor misalnya ke Timur Tengah, Amerika Latin dan ASEAN," jelas dia.

Sementara untuk meningkatkan kapasitas produksi, Suzuki saat ini juga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik baru miliknya yang berlokasi di kawasan Delta Mas, Karawang, Jawa Barat dengan luas lahan 120 hektare (ha) dan investasi sebesar US$ 1 miliar. Pembangunan pabrik tersebut saat ini sudah berjalan sekitar 30% dan telah mulai memproduksi beberapa jenis komponen.

"Ada proyek yang sedang jalan, saat ini mungkin sekitar 30%. Sebagiannya juga sudah mulai bekerja untuk produksi komponen dan tramnisi mesin," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya