Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya pabrikan besar yang ogah pasang target tinggi, dampak pemilu nyatanya paling dirasakan oleh pabrikan otomotif pendatang baru. Abarth contohnya, penjualan ikon mobil Italia ini di Indonesia turut lesu sepanjang 2014.
"Lepas dari semester pertama tahun 2014, penjualan kami baru mencapai 30 persen dari target yang ditetapkan prinsipal," ujar Viyata Devi, CEO dari PT Genta Surya Otomotif, distributor kendaraan Abarth di tanah air kepada Liputan6.com pada Rabu (23/7/2014).
Serupa dengan produsen lain yang enggan mematok target lebih tinggi dibanding tahun lalu, tahun pollitik 2014 turut dikatakan PT GSO menjadi penyebab lesunya penjualan Abarth di tanah air.
"Memasuki pileg dan pilpres, konsumen tampaknya memilih untuk menunggu hingga situasi kondusif, mengingat mata uang rupiah juga fluktuatif," lanjut Devi di sela-sela acara buka puasa bareng bersama awak media.
Walaupun demikian, Devi optimis lepas dari pilpres nanti, penjualan mereka akan kembali terkantrol naik hingga tutup tahun 2014.
"Bukannya pesimis, tapi kami juga realistis melihat prospek di tahun 2014 ini. Meski demikian, kami optimistis menutup tahun 2014 ini dengan capaian target hingga 80 persen dari target awal," tutup Devi.
Di tahun 2014 ini sendiri, PT GSO menargetkan penjualan varian Abarth di tanah air sebesar 100 unit. Hingga paruh tahun ini, total baru sebesar 30 persen dari target tersebut yang sukses dicapai.
Â