Liputan6.com, Beijing - Dua seteru sekaligus raksasa otomotif Jepang, Honda dan Toyota, sepakat melakukan kerjasama guna menghadapi persaingan di pasar potensial baru, Tiongkok. Salah satunya adalah dengan menekan harga suku cadang kendaraan mereka khusus untuk pelanggan negeri Tirai Bambu.
Langkah tersebut segera disambut positif oleh pabrikan lokal China yang bertugas sebagai distributor kedua kendaraan tersebut. Kerjasama dua pabrikan Jepang ini sendiri mengikuti langkah para pabrikan mobil Eropa yang sebelumnya telah lebih dahulu menurunkan harga suku mereka di Tiongkok, demikian dilansir dari 4whelsnews, Jumat (15/8/2014).
Bukan tanpa sebab para produsen tersebut lantas terkesan serentak dalam menurunkan ongkos purna jual mereka. Sebelumnya, pemerintah China geram setelah menemukan fakta bahwa pihak Audi dan Mercedes Benz di negara tersebut telah memasang harga layanan mereka secara berlebihan.
Hal ini dinilai otoritas Tiongkok sebagai bentuk monopoli pasar dan layak mendapat teguran. Tak berhenti di situ, otoritas China saat ini juga sedang menyelidiki sejumlah 12 pabrikan asal Jepang lain yang terindikasi turut melakukan tindakan serupa.
Berhasil diredamnya praktek monopoli oleh pabrikan otomotif di China menghasilkan angin segar di negara itu. Dikatakan, hal ini mendorong para pelaku usaha untuk memasuki persaingan bebas tak lain dengan bermodalkan pelayanan terbaik dan harga yang kompetitif untuk komponen mereka.
Untuk kedua pabrikan Jepang sendiri, pihak Toyota akan mulai memberikan potongan harga mulai 18 Agustus, dan kemudian disusul oleh Honda pada 1 September mendatang.
Sayangnya, pihak Honda dan Toyota tersekan masih enggan membocorkan besaran potongan harga suku cadang yang akan mereka berikan. Hal ini terbalik dengan langkah berani pabrikan Eropa yang langsung membocorkan persentase potongan harga suku cadang mereka.
Salah satu pabrikan Eropa yang memberikan potongan harga cukup besar pada suku cadang adalah BMW. Pabrikan yang berbasis di Munich tersebut berani memangkas harga dua ribu suku cadang mereka hingga 20 persen. (Ysp/Des)
Advertisement