Liputan6.com, Jakarta - Kebersihan interior bisa menunjukan pribadi si pemilik mobil. Biasanya, interior yang bersih dan wangi, si pemilik mobil tergolong orang yang rajin dan resik. Sebaliknya, interior yang kotor menujukan kepribadian yang cuek dan malas.
Bicara soal interior tentu tidak terlepas dari material kulit lain yang melapisi jok atau bagian kabin lainnya. Guna menjaga kualitas material tentunya diperlukan pembersihan ataupun perawatan secara berkala.
"Kita mesti pisah dulu antara perawatan dengan pembersihan. Kalau perawatan itu kecenderungannya rutin. Misalnya, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Kalau pembersihan itu saat sudah kotor dan ada noda-noda yang menempel," buka Edy, Owner Vertue yang merupakan spesialis interior mobil.
Dalam melakukan perawatan kulit asli maupun sintetis ia menyarankan untuk tidak menggunakan sabun yang mengandung deterjen. Sampo bayi menurutnya aman untuk mengusir noda yang menempel pada material kulit.
Baca Juga
"Kalau untuk perawatan saya menyarankan untuk menggunakan sabun bayi karena Ph-nya balance. Untuk pembersihan material kulit ini ini sangat baik. Seperti halnya kulit manusia, kulit sapi ini memiliki pori-pori. Sabun bayi bisa untuk memperpanjang usia kulit," ujarnya.
Maraknya produk pembersih jok yang beredar di pasaran serta kurangnya pengetahuan, membuat banyak orang menggunakan cairan pembersih yang mengandung bahan kimia. Jika ini dilakukan terlampau sering maka akan menimbulkan efek yang tidak baik.
"Yang terjadi, banyak orang menggunakan cairan pembersih. Setiap pemakaian cairan pembersih pasti ada partikel chemical yang menempel, nantinya bisa timbul beberapa efek, seperti glossy (mengilap) ataupun warnanya belang," tutur Edy.
Menyoal alat yang digunakan untuk pembersihan material kulit pada interior, bisa menggunakan busa/spon atau kain lap sintetis. Menggunakan sikat gigi bekas juga disarankan asal memiliki bulu sikat yang halus.