Tips Merawat Transmisi Otomatis Supaya Tetap Halus dan Awet

Mobil bertransmisi otomatis kian laris manis di pasaran Kinerjanya makin efisien dan praktis dan jadi solusi pas untuk menghadapi kemacetan.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Mei 2016, 14:09 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2016, 14:09 WIB
Tips Merawat Transmisi Otomatis Supaya Tetap Halus dan Awet
Mobil bertransmisi otomatis kian laris manis di pasaran Kinerjanya makin efisien dan praktis dan jadi solusi pas untuk menghadapi kemacetan.

Liputan6.com, Jakarta Meskipun sudah dikenal luas di masyarakat, namun masih banyak konsumen yang masih bingung dan takut tentang perawatan mobil bertransmisi otomatis.

Mobil bertransmisi otomatis makin laris manis di pasaran. Kinerjanya semakin efisien dan praktis. Dan kini mobil matik menjadi solusi pas untuk menghadapi kemacetan, terutama di kota-kota besar.

Tak hanya kaum hawa yang semakin banyak memilih mobil tipe ini, kaum Adam pun makin tertarik. Ya, dengan tranmisi otomatis kaki dan lutut tidak akan cepat lelah karena tak ada lagi pedal kopling.

Tak hanya ditemukan di mobil sedan dan hatchback, transmisi matic menjadi varian di berbagai kelas mobil. Termasuk kelas Low Multi Purpose Vehicle (LMPV), salah satunya Toyota Grand New Avanza. Ada dua tipe Grand New Avanza bertransmisi matik yang bisa Anda pilih, tipe 1.3 E dan 1.3 G.

Meskipun mobil matik sudah menjamur, kenyataannya masih ada konsumen yang bingung dan takut dalam perawatan mobil bertransmisi otomatis. Berikut ini tips sederhana untuk merawat mobil matik supaya tetap halus dan awet:

1. Memeriksa Kondisi Oli Transmisi Otomatis

Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan mobil berada di area bidang yang rata. Sehingga Anda bisa mengetahui volume oli dengan tepat. Anda bisa melihat kondisi oli transmisi dari dipstick.

Penggantian bisa dilakukan jika oli berubah warna menjadi kehitaman. Jika Anda melihat warna cokelat susu, ada kemungkinan oli bercampur dengan air. Segera ganti untuk mencegah karat dan kerusakan komponen lainnya.

Jika Anda menemukannya di bawah garis oli rendah, itu berarti ada kebocoran dan harus segera ditanggulangi.

2. Mengganti Oli Tranmisi Otomatis

Penggantian oli secara umum dihitung dari durasi atau waktu lamanya pemakaian. Idealnya oli transmisi diganti tiap 50 ribu kilometer. Namun, jika pengguna mobil memiliki mobilitas tinggi atau sering melewati wilayah stop and go alias macet, sebaiknya jadwal penggantian dilakukan lebih cepat. Gantilah oli transmisi secara rutin sesuai rekomendasi pabrikan mobil dan gunakan oli transmisi yang sesuai.

3. Posisikan Transmisi Secara Tepat

Biasakan untuk memposisikan tuas tranmisi ke posisi netral (N) saat mobil Anda berhenti. Contohnya saat terjebak kemacetan maupun di lampu merah.

Jika Anda sering membiarkan tuas di posisi Drive (D) sama saja dengan membiarkan kanvas kopling terus bergesekan. Kanvas yang cepat aus akan membuat kinerja tranmisi otomatis tidak optimal.

4. Hindari Tancap Gas Tiba-tiba

Jangan langsung menginjak pedal gas dalam-dalam saat akan mulai berjalan karena dapat mengganggu kualitas katup solenoid.

Sistem di perangkat transmisi mobil matic membutuhkan beberapa detik untuk menghasilkan tekanan dari oli ke konverter torsi. Jika proses itu belum selesai dan terlanjur ada tekanan besar, akibatnya dapat membuat katup solenoid rusak.

5. Hindari Kebiasaan Melakukan 'Setengah Kopling'

Kondisi yang dimaksud adalah memanfaatkan kerja transmisi untuk menggantikan rem saat mobil berada di tanjakan dalam kondisi macet. Sistem transmisi 'dipaksa' menahan mobil supaya tidak merosot mundur.

Situasi ini seperti tak memindahkan posisi tuas dari D ke N saat berhenti di depan lampu merah atau saat kemacetan.

Selamat mencoba dan rawatlah mobil Anda sebaik mungkin untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan selama dalam perjalanan.

(Adv)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya