Liputan6.com, California - Kematangan emosi diperlukan selama mengemudi. Situasi lalu lintas yang tidak menentu berpotensi mendorong tingkat emosi seseorang.
Sebuah studi yang dilakukan AAA menemukan fakta empat dari lima orang pengemudi di Amerika Serikat bersikap agresif terhadap kondisi lalu lintas. Lebih lanjut, studi ini mengungkapkan sekitar 104 juta orang diperkirakan pernah mengejar mobil lain karena emosi.
Dilansir Autoblog, sebanyak 95 juta pengemudi atau 47 persen dari keseluruhan pernah meneriaki pengemudi lain. Sebanyak 45 persen pengemudi atau 91 juta orang pernah membunyikan klakson dengan emosi.
Advertisement
Baca Juga
"Ini sebenarnya sangat normal bagi pengemudi mengekspresikan kemarahan saat menyetir. Namun kita perlu mengetahui bila emosi merupakan pilihan yang merusak," kata Jake Nelson, Direktur Keselamatan Lalu Lintas AAA.
Untungnya, perilaku berbahaya seperti serudukan cukup kecil prosentasenya, hanya 4 persen atau sekitar 7,6 juta orang. Sementara itu, tindakan keluar dari mobil untuk bertengkar hanya tiga persen atau 5,7 juta orang.
Perilaku agresif tersebut pada umumnya dilakukan oleh kalangan laki-laki dengan rentang usia 18-39 tahun. Adapun demografi dengan jumlah pengemudi agresif lebih banyak di kawasan timur laut AS.
"Tidak menambah risiko dari kondisi frustasi karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan pengemudi lain. Menjaga kepala dingin dan fokus mencapai tujuan dengan selamat," ucap Nelson.