Liputan6.com, Jenewa - Pertemuan penyelenggara dan peserta ajang balap Formula 1 yang akan digelar minggu depan di Jenewa, Swiss, menjadi penentuan apakah akan mewajibkan penggunaan `Halo` atau tidak untuk musim depan. Halo adalah perangkat keselamatan tambahan yang dipasang di bagian kokpit jet darat.
Perangkat ini berguna mencegah benturan pada kepala pembalap. Usulan ini bermula ketika terjadi kecelakaan fatal yang dialami Justin Wilson di ajang balap IndyCar, Agustus tahun lalu. Ia meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Prototipe perangkat ini pertama kali diperkenalkan pada Maret lalu di GP Spanyol. Versi revisinya kemudian hadir awal bulan ini di Sirkuit Silverstone.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan crash.net, seluruh pembalap nantinya akan mendengar presentasi dari Charlie Whiting, Direktur Balap Federation Internationale de l'Automobile (FIA), penyelenggara F1. Whiting akan menjelaskan manfaat perangkat ini.
FIAÂ sebelumnya telah memutuskan menggunakan Halo bikinan Ferrari, alih-alih aeroscreen ciptaan tim Red Bull, yang juga merupakan pelindung di bagian kokpit. Ini diputuskan dengan pertimbangan Halo telah lebih banyak diuji ketimbang aeroscreen.
Setelah presentasi, langkah selanjutnya adalah voting. Jika mayoritas sepakat, maka Halo dipastikan akan jadi perangkat wajib musim depan. Sebaliknya jika tidak, maka penyelenggara tetap bisa melobi tim dengan alasan keamanan.
Beberapa pembalap yang telah menyatakan setuju dengan perangkat ini adalah Sebastian Vettel, Jenson Button, dan Daniel Ricciardo. Tapi ada pula yang tidak sepakat seperti Lewis Hamilton, Nico Hulkenberg, Daniil Kvyat, Christian Horner, dan Pierre Gasly.
Adapun alasan mereka yang tidak sepakat lebih karena soal esensi F1 itu sendiri. Kvyat misalnya, mengatakan bahwa kecelakaan adalah risiko yang harus ditanggung. "Ketika saya datang ke trek, saya sudah tahu itu mungkin hari terakhir saya," katanya.