Liputan6.com, Tokyo - Tren sumber energi kendaraan semakin bergeser meninggalkan bahan bakar fosil. Saat ini mobil telah tersedia dalam versi hibrida (kombinasi mesin-motor listrik) atau mobil listrik.
Toyota melihat proses pengembangan mesin elektrik lebih murah ketimbang hibrida. Meskipun hingga 2025, biaya produksi mobil hibrida masih lebih rendah ketimbang versi elektrik.
"Biaya mobil listrik sangat tergantung pada jarak tempuh. Mobil listrik dengan jarak tempuh jarak 250 kilometer bisa dibangun dengan biaya lebih murah dari hibrida," kata Satoshi Ogiso, Kepala Insinyur Toyota sebagaimana dikutip Carscoops.
Advertisement
Baca Juga
Dalam 10-20 tahun mendatang Toyota memperkirakan sekira 50-60 persen dari model kendaraan yang ada menggunakan jantung mekanis hibrida atau fuel cell dan 30 persen lainnya berupa mobil listrik. Butuh waktu yang cukup lama agar mobil listrik mendominasi 90 persen kendaraan di pasaran, yang diperkirakan terjadi pada 2050.
"Bagaimanapun, pasar umumnya ingin jarak tempuh lebih jauh. Dengan kisaran di atas 300 kilometer, kendaraan listrik akan lebih mahal setidaknya sampai 2025," kata Ogiso.
Ogiso melihat Jepang mampu memproduksi mobil hibrida dengan transmisi otomatis dengan harga yang tak kalah kompetitif dibanding mobil diesel. Pasca Dieselgate, pabrikan dipaksa mematuhi standar emisi Diesel yang ketat dan mobil hibrida Toyota semakin murah harganya. Situasi ini bahkan bisa menggeser model Diesel yang mereka punyai.