Alasan Sederhana Kenapa Sinar Putih Tak Baik Kala Hujan

Lampu putih membuat visibilitas berkendara berkurang.

oleh Rio Apinino diperbarui 26 Apr 2017, 19:17 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2017, 19:17 WIB
Kia
Headlamp mobil sport baru Kia.

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras tentu membuat visibilitas berkendara, baik menggunakan mobil atau motor, akan berkurang. Untuk itu butuh bantuan penerangan yang tepat, yaitu lampu utama yang bisa menembus bulir air.

Sayangnya orang kurang paham penerangan yang tepat ini. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah penggunaan lampu utama berwarna putih. Lampu jenis ini sama sekali tidak efektif untuk menerabas hujan, apalagi yang intensitasnya tinggi.

Apa pasal? Menurut laman hidplanet.com, dikutip Rabu (26/4/2017), cahaya lampu berwarna putih justru akan kembali ke mata Anda sendiri karena dipantulkan oleh butiran air. Ini juga berlaku ketika cuaca kabut dan bersalju.

Dengan kata lain, butiran air akan "bertindak" layaknya cermin jika terkena cahaya putih. Tentu ini akan kontradiktif dengan tujuan awal penggunaan lampu.

Ini berlaku bagi semua jenis lampu berwarna putih, baik lampu LED atau HID.

Lampu HID yang bertemperatur lebih dari 4.500 derajat Kelvin akan memancarkan cahaya putih. Jika di bawah itu, warna akan sedikit meredup kekuningan.

Warna kuning sendiri adalah warna yang paling baik dipakai pada headlamp untuk menembus hujan. Tidak seperti putih, cahaya kuning dapat lebih baik menembus hujan karena kurang memantul kembali. Dengan begitu ia dapat meningkatkan visibilitas.

Laman saft7 merekomendasikan agar lampu utama (dan lampu kabut) berkisar antara 2.600 sampai 3.000 derajat Kelvin. Lampu ini cenderung kuning sehingga cocok di cuaca buruk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya