Liputan6.com, Beijing - Sebelum bos besar Tesla Motors, Elon Musk, menyelesaikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik di gurun Nevada, Amerika Serikat, ternyata Tiongkok siap menjegal dengan membangun pabrik baterai lithium-ion terbesar di dunia.
Baca Juga
Melansir Autonews, Selasa (4/7/2017), sebuah perusahaan asal Negeri Tirai bambu siap untuk membangun pabrik baterai dengan kapasitas produksi hingga 120 gigaWatt-hours pada 2021.
Sedangkan menurut laporan Bloomberg Intelligence, dengan kapasitas tersebut sudah cukup untuk memasok baterai 1,5 juta kendaraan Tesla Model S, atau 13,7 juta mobil plug-in hibrida Toyota Prius per tahun.
Sebagai perbandingan, ketika selesai pada 2018, Gigafactory milik Tesla Inc mampu menghasilkan 35 gigaWatt-hours setiap tahunnya.
Untuk diketahui, baterai lithium-ion ini memang telah digunakan di smartphone, laptop, dan alat elektronik pribadi lainnya. Namun, permintaan untuk baterai ini meningkat pesat seiring dengan perkembangan mobil listrik di masa mendatang.
Tahun lalu, Tesla mampu memproduksi sebanyak 84 ribu kendaraan. Bahkan, pabrikan asal Amerika Serikat ini memiliki target untuk menciptakan 500 ribu mobil listrik pada 2018.
Jadi, secara keseluruhan, kapasitas pembuatan baterai secara global diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2021, sebanyak 273 gigaWatt-hours. Jumlah tersebut meningkat, dibanding kapasitas saat ini yang hanya sebanyak 103 gigaWatt-hours.
Melihat kondisi tersebut, merupakan kesempatan besar yang tidak mungkin dilewati begitu saja oleh China.
Advertisement
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini: