Liputan6.com, Osaka - Daihatsu, perusahaan otomotif ini di tahun 2017 memasuki usianya yang ke-110 tahun. Namun ternyata, asal mula Daihatsu yang telah berdiri sejak 1907 bukanlah sebuah pabrikan otomotif, melainkan perusahaan yang fokus di bidang mesin.
Pada era Showa atau 80 tahun lalu, Daihatsu membuat berbagai macam mesin. Lambat laun, mereka merakit mesin sepeda motor roda tiga dan juga mobil.
Advertisement
Baca Juga
Nah, karena masih dalam perayaan 110 tahun Daihatsu, Liputan6.com berkesempatan berkunjung ke museum Daihatsu Humobility World Museum, yang berlokasi di Ikeda, Osaka, Jepang.
Salah satu mesin Daihatsu yang pertama dibuat dan menjadi legendaris adalah diesel LH25. Uniknya, mesin ini bukan untuk sepeda motor atau mobil, melainkan diperuntukan sebagai mesin pompa untuk mengalirkan air ke sawah.
“Mesin ini (LH25) salah satunya yang dibawa dari kota Taga, prefektur Shiga ke museum, yang dioperasikan hingga 1933 atau beroperasi lebih dari 20 tahun, atau lebih dari 1.000 jam beroperasi selama satu tahun,” ungkap Amin Hanafiah, staf Daihatsu Motor Company saat memandu menerangkan sejarah Daihatsu.
Setelah beberapa puluh tahun kemudian atau sekitar 1950, Daihatsu mulai membuat Midget. Ya, kendaraan ini merupakan nenek moyang mobil Daihatsu yang saat ini dikenal dengan nama bemo.
Kala itu, Midget dibuat bukan untuk kendaraan penumpang, melainkan komersial yang dapat mengangkut beragam barang berharga seperti TV atau kulkas. Adapun Daihatsu juga membuat kendaraan roda tiga seperti SKC 7 Type.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kemunculan Mobil Daihatsu
Era Midget berakhir di penghujung tahun 60-an. Namun Daihatsu tak berhenti sampai di situ, mereka berinovasi menghadirkan mobil kecil pertamanya, yaitu Daihatsu Fellow.
Mobil ini jika dilihat berbentuk kotak mirip mobil-mobil legendaris dari Inggris, MINI. Fellow sendiri merupakan cikal bakal mobil kecil atau Kei Car dengan kapasitas mesin 356 cc.
Ada beberapa varian Fellow yang dibuat, mulai dari Fellow L37, Fellow Max, Fellow Max Hartop, Fellow Buggy, kemudian Fellow Max dan Max Coure, hingga akhirnya hanya disebut Daihatsu Max.
Di tahun 70-an ini pula, Daihatsu menghadirkan Charade, dengan menyematkan teknologi yang terbaru di masa itu. Mobil ini dibenamkan mesin 3 silinder 1.000 cc.
Kebaradaan Charade cukup lama bertahan di pasaran, sebab mobil ini ada sejak 1977 hingga 2000.
Produk Daihatsu selanjutnya terus bermunculan Hijet, Taff, Mira dengan berbagai variasi. Seiring perkembangannya nama Daihatsu juga semakin dikenal di Indonesia, dengan adanya Daihatsu Espass, Taruna, Gran Max, Luxio, hingga Xenia.
Di Jepang sendiri ada beberapa mobil Daihatsu yang populer dengan desain kecil seperti Move, Copen dan Tanto. Daihatsu juga memiliki mobil mungil irit yaitu Mira E.S. Mobil kecil ini diklaim mampu mengonsumsi bahan bakar satu liter dengan jangkauan hingga 35 km.
Sedangkan di Indonesia, mobil irit Daihatsu dikenal dengan sebutan Ayla. Mobil ini tergolong dalam mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car.
Advertisement