Liputan6.com, Jakarta Untuk menghadapi revolusi industri keempat atau Industri 4.0, negara anggota ASEAN sepakat untuk melakukan kerja sama ekonomi yang komprehensif. Hal tersebut untuk mempersiapkan sektor manufaktur unggulan, dan salah satunya otomotif.
Dijelaskan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, manufaktur yang tengah dikembangkan guna menjadi kekuatan unggul di tingkat regional Asia Tenggara, antara lain industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, serta textile clothes footwear (TCF).
Advertisement
Baca Juga
"Di Indonesia, kelompok manufaktur tersebut telah menjalankan sistem Industri 4.0," ujar Airlangga, usai melakukan pertemuan multilateral dengan delegasi negara-negara ASEAN di sela kegiatan World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos, Swiss, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, ditulis Selasa (30/1/2018).
Dijelaskan, pada era Industri 4.0, sektor industri mengimplementasikan automasi dalam proses produksinya, yaitu melalui pemanfaatan tenaga robotik yang terhubung dengan internet dalam pengoperasiannya.
Selain itu, Menperin juga meyakini, untuk empat sektor yang sedang dipacu bersama negara-negara ASEAN, daya saing industri Indonesia dinilai cukup kompetitif.
Misalnya sektor otomotif, selain punya pasar domestik yang besar, Indonesia juga menjadi basis produksi dari beberapa perusahaan otomotif dunia.
"Pemerintah menargetkan produksi otomotif kita bisa menembus 2,5 juta unit pada tahun 2020 untuk bersaing di kancah global," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 5,63 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06 persen pada kuartal III-2017. Selain itu, sektor ini sebagai salah satu kontributor terbesar pada pembentukan produk domestik bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 10,11 persen.
Sektor Otomotif
Misalnya sektor otomotif, selain punya pasar domestik yang besar, Indonesia juga menjadi basis produksi dari beberapa perusahaan otomotif dunia.
"Pemerintah menargetkan produksi otomotif kita bisa menembus 2,5 juta unit pada tahun 2020 untuk bersaing di kancah global," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 5,63 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06 persen pada kuartal III-2017. Selain itu, sektor ini sebagai salah satu kontributor terbesar pada pembentukan produk domestik bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 10,11 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement