Penumpang Samping Sopir Tidak Boleh Tidur Selama Perjalanan, Kenapa?

Penumpang yang duduk di bangku depan, diusahakan agar tidak tidur. Hal ini bisa membantu untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pengemudi.

oleh Yurike Budiman diperbarui 21 Mei 2018, 17:36 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 17:36 WIB
Pemudik Mulai Padati Tol Cipali
Penumpang yang duduk di bangku depan samping pengemudi, seharusnya bisa membantu agar lebih waspada dalam perjalanan mudik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda hendak melakukan perjalanan mudik bersama keluarga menggunakan mobil pribadi, tentu akan menyita banyak waktu. Oleh karena itu, pastikan pengemudi memiliki waktu istirahat yang cukup untuk mengendarai mobil hingga tempat tujuan.

Demi mendapatkan mudik yang aman, penting untuk menemani pengemudi di sepanjang perjalanan. Ini menjadi tugas utama bagi siapapun yang duduk di bangku samping sopir.

Terutama jika mudik bersama keluarga, umumnya sang suami yang akan menyetir mobil dan istri duduk di bangku depan.

"Tugas perempuan (istri), waktu di samping pengemudi dia menjadi co-driver. Artinya dia tidak boleh tidur, dia harus menemani pengemudi di sepanjang perjalanan," kata Sony Susmana selaku Director Training Safety Defensive Consulting Indonesia (SDCI) kepada Liputan6.com baru-baru ini.

Saat mengemudi, perhatikan tanda-tanda tubuh si pengemudi jika memang butuh istirahat. Jika tubuh memberi sinyal bahwa mata sudah mengantuk atau tidak fokus, jangan ragu untuk menepi.

"Tingkat kewaspadaan si pengemudi akan lebih bagus ketika ditemani. Kalau ditemani kita tahu kapan pengemudi lengah, kapan dia jaim (jaga image). Bisa saja dia ngantuk tapi dia bilang tidak karena merasa dirinya laki-laki," kata dia.

 

 

Selanjutnya

Bahkan, menurut Sony, kalau bisa harus ada pergantian giliran mengemudi atau istirahatlah sejenak sampai tubuh kembali segar.

"Kalau memungkinkan, dia (istri) gantikan posisi si pengemudi (suami)," ujarnya.

Tak hanya itu, selama perjalanan mudik, istri juga bertugas untuk mempersiapkan kebutuhan keluarga seperti buka puasa atau sahur di jalan.

"Dia mempersiapkan kebutuhan keluarga yang ada di dalam kendaraan baik buka puasa atu sahur di jalan. Rasa aman dan nyaman diberikan tidak hanya dari si pengemudi tapi juga co-driver atau perempuan itu," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya