Manajemen Perjalanan Memperkecil Risiko Kecelakaan Saat Mudik

Jadikan mekanisme perjalanan sebagai kebutuhan. Manajemen perjalanan atau manajemen keselamatan sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 31 Mei 2018, 07:07 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2018, 07:07 WIB
20160602-Jalur Mudik di Lamaran Karawang, Macet Parah-Jawa Barat
Pengendara sepeda motor terjebak kemacetan di jalan Lamaran, Karawang, Sabtu (2/7). Kemacetan tersebut terjadi akibat pemisahan jalur antara roda dua dengan roda empat untuk mengantisipasi jalur mudik Pantura. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Melakukan mudik ke kampung halaman memang tidak disarankan menggunakan sepeda motor. Pasalnya, kendaraan roda dua ini tidak didesain sebagai kendaraan untuk menempuh perjalanan jauh, terlebih untuk jenis skuter matik atau skutik.

Namun, dengan alasan efisiensi, masih banyak pemudik yang nekat membawa sepeda motor untuk mudik.

Dijelaskan Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Edo Rusyanto, pemudik yang menggunakan motor memang meningkat. Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penurunan kecelakaan. Salah satunya dengan melakukan manajemen perjalanan.

"Jadikan mekanisme perjalanan sebagai kebutuhan. Manajemen perjalanan atau manajemen keselamatan sendiri memang terbagi menjadi beberapa tahapan," ucap Edo saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Edo mengatakan, tahapan pertama, sudah pasti persiapan sebelum melakukan perjalanan jauh untuk mudik Lebaran.

"Persiapan ada dari fisik pengendaranya, yaitu harus istirahat minimal tidur delapan jam, itu wajib dilakukan. Kedua, kendaraannya mulai dari ban, rantai, rem, bahan bakar, hingga ke komponen terkecil sekali pun seperti tutup pentil sudah diperiksa," ucap Edo.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Selanjutnya

Setelah melakukan persiapan, tahapan yang paling penting selanjutnya adalah di perjalanan. Paling atas atau penting yang harus diperhatikan, kata Edo, adalah ritme istirahat ketika melakukan perjalanan jauh.

"Istirahat harus dua jam sekali, dengan asumsi tulang belakang manusia itu menanggung beban lebih berat saat berkendara, ditambah membawa barang," katanya.

Selain itu, dari segi psikologis, manusia tidak akan bisa mengontrol emosinya saat melakukan kegiatan yang monoton (berkendara), jadi sangat penting melakukan pola istirahat yang benar.

"Tips lain, jangan bawa barang berlebihan. Kalau bisa, dikirim saja barangnya. Mending bayar biaya pengiriman sekian ribu, dibanding harus menanggung risiko kecelakaan lebih besar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya