Liputan6.com, Jakarta Proton belum mati. Denyut nadinya masih terasa di dunia otomotif. Lantas apa kabar terakhir dari mobil nasional Malaysia ini?
Sejak tahun 2017 lalu, Zhejiang Geely Holding Group (Geely), pabrikan mobil asal Cina, telah menguasai hampir separuh saham produsen lokal Malaysia, Proton Holding Berhads. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengangkat Proton dari keterpurukannya bersaing dengan produk-produk Jepang dan Eropa.
Advertisement
Baca Juga
Kabar terbaru menyatakan bahwa Geely mengizinkan Proton untuk menggunakan teknologi terbaru yang telah mereka kembangkan bersama Volvo. Bahkan, pabrikan asal Malaysia tersebut boleh menggunakan mobil Geely dan Volvo sebagai basis dari produk baru mereka.
“Penandatanganan perjanjian hari ini akan memperluas hubungan kami dan membawa kerja sama kami ke tahap berikutnya,” ujar Li Shufu, Founder and Chief Executive Geely, dalam Reuters.com.
Hasil kolaborasi Geely-Volvo-Proton ini nantinya tak hanya beredar untuk pasar lokal Cina dan Malaysia saja, melainkan secara global, termasuk Indonesia. Bahkan, Proton didorong agar mampu bersaing di negara lain, yaitu Australia, India, dan Inggris.
Bagi Geely, kerjasama dengan Volvo dan Proton membuatnya memiliki produk yang bisa dijual ke berbagai segmentasi pasar, mulai dari bawah, menengah, hingga kendaraan mewah.
Sumber: Otosia.com
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kalau Tidak Ada Geely, Proton Tanggung Kerugian Rp 3 Triliun
Menurut Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak Proton bakal mengalami kerugian hingga RM 1 miliar, atau setara dengan Rp 3 triliun, jika kesepakatan DRB-Hicom dengan Zheijiang Geely tidak terjadi.
Misteri Mitra ProtonGanti Komponen Ini, Tenaga Motor Bebek Bisa Makin GalakDaftar Pembalap Dunia yang Tewas di Luar Lintasan Balap Dijelaskan Najib, pemerintah negera jiran tidak bisa lagi menggunakan uang rakyat, hanya untuk menyelamatkan produsen mobil nasional tersebut.
"Proton hanya menjual 6.000 unit per bulan, yang berarti 72.000 unit dalam setahun. Jadi, bagaimana bisa menguntungkan? Pada tahun sebelumnya, ia kehilangan RM 500 juta. Tahun ini, jika tidak ada rekonstruksi maka akan kehilangan RM 1 miliar," kata Najib seperti dikutip paultan, Senin (5/6/2017).
"Tahun lalu, pemerintah membantu dengan memberikan pinjaman sebesar RM 1,5 miliar, dan tahun ini Proton meminta RM 1,1 miliar untuk penggantian lainnya. Ini uang rakyat yang digunakan untuk menyelamatkan Proton," tambahnya.
Najib melanjutkan, ini bukan masalah emosi, tapi berkaitan dengan kesuksesan atau kegagalan bisnis. "Kami tidak bisa bangga dengan mobil nasional, tapi kehilangan miliaran ringgit. Kita harus bangga dengan mobil nasional yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kita," pungkasnya.
Untuk diketahui, Geely sebagai produsen otomotif asal Tiongkok resmi membeli 49,4 persen saham Geely. Pembelian Proton ini ditenggarai karena pasar Asia Tenggara bakal berkembang dengan pesat, dan membeli Proton merupakan hal yang tepat.
Advertisement