Liputan6.com, Jakarta - Tekanan angin pada ban mobil memiliki peranan penting. Terlebih, kendaraan yang digunakan untuk menunjang mobilitas dan aktifitas pemiliknya setiap hari.
Banyak kerugian yang akan dialami pengemudi, jika tekanan angin pada ban mobil kurang atau berlebih. Salah satu kerugian yang bisa langsung bisa dirasakan pengemudi saat berkendara dengan tekanan angin tidak pas yakni kenyamanan.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ada hal lain yang lebih penting, yakni sisi keamanan. Bisa menjadi faktor kecelakaan, tekanan angin pada ban perlu diperhatikan.
Lalu, lebih bahaya mana, berkendara dengan kurang atau kelebihan tekanan angin?
Menanggapi hal tersebut, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, kekurangan tekanan angin pada ban lebih berbahaya karena dapat menyebabkan pecah ban saat mobil tengah melaju di jalan.
Selanjutnya
"Kekurangan angin lebih berbahaya karena bisa membuat pecah ban. Lebih baik kelebihan angin, paling parah enggak nyaman saja karena sidewall tegak terus jadi enggak mungkin pecah, jadi lebih aman kelebihan angin," kata Sony kepada Liputan6.com, Senin (18/02/19).
Sony menjelaskan, kekurangan angin bisa menyebabkan pecahnya ban saat mobil melaju karena side wall akan menekuk saat berada di posisi bawah dan kembali tegak saat berada di posisi atas.
Apabila hal tersebut dilakukan secara konstan dan terus menerus, bagian side wall akan pecah, sehingga sangat berbahaya bagi pengendara dan penumpang di dalam kendaraan.
"Kalau tekanan angin kaitannya dengan ban yang berputar. Kalau berada diposisi bawah pasti akan menekuk, dan saat ke atas akan lurus kembali tegak. Jadi posisi side wall-nya akan lelah dan pecah. Kita mabil contoh seperti kawat saja, apabila kita luruskan lalu tekuk secara terus menurus pasti akan patah," ujar Sony.
Advertisement