Biar Lebih Laku, Renault Berencana Rakit Triber di Indonesia

Memang untuk bisa bersaing lebih ketat dengan pabrikan yang sudah besar di Indonesia, pihaknya harusnya melakukan completely knock down (CKD) untuk Triber

oleh Arief Aszhari diperbarui 17 Jul 2019, 06:02 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 06:02 WIB
Renault Triber
Renault Triber meluncur di GIIAS 2019 (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) sebagai distributor resmi Renault di Tanah Air siap memasarkan mobil keluarga tujuh penumpang terbarunya, Triber. Namun saat ini, model yang digadang-gadang bisa masuk ke empat segmen besar di pasar otomotif nasional ini masih didatangkan langsung dari India.

Dijelaskan Davy J Tuilan, COO PT MRI, memang untuk bisa bersaing lebih ketat dengan pabrikan yang sudah besar di Indonesia, pihaknya harusnya melakukan completely knock down (CKD) untuk Triber.

"Jadi, kita memang punya rencana untuk melakukan CKD di Indonesia," jelas Davy saat ditemui di dealer Renault Bintaro, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.

Lanjut Davy, untuk kapan waktunya pabrikan Prancis ini bakal melakukan produksi lokal Triber memang masih belum bisa diinformasikan lebih lanjut. Begitu juga, apakah CKD ini nantinya akan memanfaatkan aliansi, yaitu Nissan-Mitsubishi-Renault.

"Tapi yang jelas, kami sudah diskusi dengan serius dengan pihak prinsipal. Pemerintah juga sudah berbicara, Renault sudah datang," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kesulitan CBU

Sementara itu, alasan lain memang, jika Renault tidak melakukan CKD untuk Triber, maka persaingan akan sulit. Pasalnya, saat ini pemerintah sendiri sedang membatasi kuota impor, termasuk di industri otomotif, yang berdampak Renault tidak akan bergerak leluasa untuk bersaing di pasar dalam negeri.

"Pertimbangan CKD juga macam-macam, seperti penjualan dan CBU itu repot loh. Pemesanan harus dilakukan enam bulan sebelum, memang kita peramal bisa jualan berapa. Kesulitan lain CBU selain ordering jga ongkos logistik," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya