Liputan6.com, Jakarta - Pameran kendaraan listrik pertama, Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 memajang berbagai kendaraan listrik, baik dari mahasiswa, pabrikan otomotif besar, maupun dari merek nasional. Salah satunya, Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Namun, berbeda dengan versi standar yang menggunakan mesin diesel berkapasitas 650cc, kendaraan yang dipajang di Balai Kartini, Jakarta Selatan ini sudah mengadopsi tenaga listrik.
Kendaraan yang disebut e-AMMDes ini dikembangkan oleh PT Kreasi mandiri Wintor Indonesia (KMWI) yang menggandeng salah satu perguruan tinggi negeri, Institut Teknologi Bandung (ITB). Mobil ini merupakan prototipe, dan masih harus terus dilakukan penelitian dan pengembangan.
Advertisement
Baca Juga
"Kendaraan ini kita kembangkan dua minggu dengan menggunakan basis AMMDes standar. Untuk baterai, motor listrik, dan controller dari Astra," jelas Reza Pahlevi, perwakilan dari ITB saat ditemui di gelaran IEMS 2019, Kamis (5/9/2019).
AMMDes listrik ini, didukung dengan motor listrik tipe induksi berkapasitas 7,3 kw dengan controller model Torka. Sedangkan baterainya menggunakan 6 unit, dengan masing-masing 12 volt.
Kendaraan listrik pedesaan ini menggunakan genset sebagai pilihan tambahan pengisian baterai. Jadi, saat AMMDes listrik ini kehabisan baterai, bisa menggunakan genset untuk mengisi daya. Selain itu, AMMDes ini juga dilengkapi panel empat colokan, sehingga genset bisa digunakan saat terjadi bencana.
"Jadi, bahan bakar bensin digunakan hanya untuk menghidupkan genset. Bisa juga diisi dengan listrik rumahan, tapi belum kita hitung dengan detail seberapa lama pengisiannya," tambah Reza.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sumber Listrik Lain
Sementara itu, ada sumber listrik lain yang digunakan untuk AMMDes listrik ini, yaitu aki. Sumber listrik ini, untuk menghidupkan berbagai aksesesori seperti lampu hingga wiper.
"Pengembangan kendaraan ini masih butuh banyak waktu, kemungkinan setahun hingga siap produksi massal. Namun, belum ada informasi dari kantor pusat, apakah mobil ini akan diproduksi massal atau tidak," pungkasnya.
Â
Â
Advertisement