Perjuangan Anak Trail Kirim Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Lebak

Daerah terdampak bencana cukup banyak dan masif, sehingga berbagai jalan terputus dan ada daerah yang belum menerima bantuan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 08 Jan 2020, 12:09 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 12:09 WIB
Begini Cerita Anak Motor Kirim Bantuan ke Daerah Bencana (Instagram @gareng)
Begini Cerita Anak Motor Kirim Bantuan ke Daerah Bencana (Instagram @gareng)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bogor, tepatnya di wilayah Cigudeg, Kecamatan Sukajaya, memang cukup parah. Bahkan, lokasi yang terdampak bencana cukup banyak dan masif, sehingga berbagai jalan terputus dan ada daerah yang belum menerima bantuan.

Melihat kondisi tersebut, komunitas motor yang tergabung dalam Serigala Riders bergerak untuk mengirimkan bantuan, dengan menggunakan motor trail. Pasalnya, motor jenis off-road tersebutlah yang mampu untuk menembus jalan menuju lokasi bencana yang masih terisolasi.

"Harus pakai motor trail, tidak bisa yang lain. karena pada dasarnya, daerah yang terdampak bencana saat kondisi normal hanya bisa dilalui roda dua saja," ujar Wisnu Guntoro, salah satu relawan yang ikut mendistribusikan bantuan ke daerah terdampak bencana di Bogor, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/1/2020).

Pria yang akrab disapa Gareng ini mengatakan, untuk menembus daerah bencana yang cukup terisolasi tersebut memang ada trik khususnya. Paling penting, orang tersebut memang terbiasa bermain trail di jalur off-road atau masuk hutan.

"Pasti ada triknya, yang sudah terbiasa juga. Kuat fisik dan ada teknik khusus serta keberanian," jelas mantan wartawan otomotif tersebut.

Jika dilihat dari posting-an di akun Instagram pribadinya @gareng, jalur yang harus ditembus sangat ekstrem. Lokasi berada di lereng gunung dan banyak jalan yang terputus. Terlebih, jalan yang harus dilalui berlumpur, karena memang terdampak bencana tanah longsor.Mereka pun mencoba mencari jalur alternatif yang memungkinkan untuk dilalui demi menyalurkan logistik untuk korban di desa-desa yang masih terisolasi. Banyak sekali jalan desa yang tertimbun longsor atau putus sama sekali.Untuk diketahui, bantuan yang hendak didistribusikan kepada masyarakat korban bencana ini, dibawa secara manual. Artinya, tidak menggunakan kendaraan lain dan diikat di sepeda motor masing-masing menggunakan tali.

"Dibawa ala anak kampung saja, kita ikat dengan tali. Sampai lokasi kita buka, dan kita ikat lagi bantuan untuk daerah lain. Isinya, pangan, perlengkapan perempuan dan balita, serta sandang," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bantuan

Dalam proses pengiriman bantuan ini, beberapa artis pegiat motor trail turut berpartisipasi, seperti Darius Sinathrya, Ibnu Jamil, Al Fathir Muchtar, dan David John Schaap.

Melalui akun Instagramnya @darius_sinathrya, suami Donna Agnesia ini menceritakan pengalamannya saat memulai perjalanan menuju salah satu lokasi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Cigudeg, Kabupaten Bogor, tepatnya di Kecamatan Sukajaya.

"Perjalanan tidak mudah, baru dua area longsor yang berhasil dibersihkan petugas, sukarelawan, dan warga untuk membuka akses masuk semakin dekat dengan lokasi bencana. Namun, akses masuk ke ke Desa Harkat Jaya dan desa-desa lainnya di Kecamatan Sukajaya masih tertutup material longsor," ujar Darius.

"Beberapa komunitas motor trail sigap mencoba membantu mencari jalur alternatif yang memungkinkan untuk dilalui demi mengantar logistik untuk korban di desa-desa yang masih terisolasi. Banyak sekali jalan desa yang tertimbun longsor atau putus sama sekali. Di sepanjang gugusan perbukitan di kawasan tersebut, baik puncak maupun tebingan, terlihat kupasan tanah sisa longsor, mengerikan!" lanjutnya.

"Kami menjadi salah satu komunitas yang mencoba merangsek masuk ke area Desa Harkat Jaya dengan tujuan membawa bantuan logistik dan obat-obatan serta mencari informasi desa-desa yang masih terisolasi akibat jalan yang terputus."

"Sementara warga mencoba menuju posko bantuan untuk mengambil logistik dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1-1,5 jam dengan kondisi jalan yang juga tidak mudah. Sore hari kami bersebelas dibantu tiga warga akhirnya berhasil menembus 'jalan' setapak melalui Hutan Larangan dan Bukit Tajur," ucap Darius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya