5 Kesalahan Ini Dijamin Bikin Kopling Mobil Cepat Jebol

Memiliki banyak keunggulan, mobil dengan transmisi manual masih memiliki peminat hingga saat ini. Meski dinilai lebih mudah dirawat, ada beberapa kesalahan sepele yang kerap dilakukan pemilik mobil, sehingga usia pakai kopling manual mengalami kerusakan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 04 Jun 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 12:00 WIB
ilustrasi pedal kopling
Kaki yang sering menempel di pedal kopling bisa membuat kopling aus

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki banyak keunggulan, mobil dengan transmisi manual masih memiliki peminat hingga saat ini. Meski dinilai lebih mudah dirawat, ada beberapa kesalahan sepele yang kerap dilakukan pemilik mobil, sehingga usia pakai kopling manual mengalami kerusakan.

Seperti dilansir Auto2000, berikut lima kesalahan yang kerap dilakukan pengemudi :

1. Menginjak Pedal Kopling Sepanjang Perjalanan

Posisi ini sering dipilih karena pengemudi malas mengangkat kaki dari pedal kopling, dan berpindah saat ingin kembali menginjak pedal kopling.

Akibatnya, dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Oleh sebab itu, lepaskan kaki dari pedal kopling setelah proses memindahkan gigi transmisi.

Selain itu, ketika menginjak pedal kopling harus sepenuhnya agar roda gila (fly wheel) dan pelat kopling dapat benar-benar tidak lagi terhubung, sehingga memudahkan saat memindahkan tuas transmisi dan mengurangi risiko cepat aus.

Setelah memindahkan tuas transmisi, lepaskan pedal kopling secara perlahan dan diselaraskan dengan injakan pada pedal gas. Jangan tergesa-gesa karena akan membuat pelat kopling mudah selip dan aus.

 

2. Setengah Kopling

Dengan menginjak pedal kopling setengah, bersamaan dengan menekan pedal gas membuat seluruh komponen yang ada di dalam sistem kopling manual mobil jadi cepat rusak. Tentu, biasanya yang kena terlebih dahulu adalah pelat kopling.

Bahkan dalam kondisi ekstrem bisa tercium bau gosong. Cukup gunakan rem tangan untuk menahan laju mobil. Perlakukan pedal kopling secara halus biar awet dan bekerja optimal.

Masalah lain dari 'kebiasaan' setengah kopling adalah adanya getaran berlebih di mobil. Semakin sering dilakukan, komponen seperti dudukan mesin bisa kalah lebih cepat. Kalau sudah begini, kerusakan bisa merambat ke komponen lainnya.

3. Malas Memindahkan Gigi Transmisi ke Posisi Netral

Alasan yang paling sering digunakan adalah agar tidak repot saat mau jalan. Padahal, selain merusak komponen seperti release bearing, perilaku seperti ini juga tidak aman.

Bayangkan jika karena sesuatu hal, kaki Anda terangkat dari pedal kopling. Risiko paling kecil adalah mobil menabrak kendaraan atau sesuatu di depannya.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila Anda memindahkan gigi transmisi ke posisi netral, lepaskan kaki dari pedal kopling dan tarik rem parkir. Toh, hal ini juga memberi kesempatan buat kaki kiri beristirahat.

 

4. Memulai Perjalanan dari Gigi Dua

Perbandingan gigi satu transmisi manual dibuat besar agar dapat start dengan baik. Masalahnya, Anda harus lekas memindahkan posisi gigi dua sesaat setelah mobil melaju.

Sebagian orang malas melakukan proses ini dan langsung memasukkan gigi dua saat mau jalan. Dengan sedikit menahan injakan pedal kopling dan menambah tekanan pada pedal gas, mobil akan bergerak dan Anda tak perlu repot memindahkan gigi dua.

Masalahnya, kopling akan terbebani dengan gaya berkendara seperti ini. Efeknya, mirip ketika melakukan setengah kopling. Alhasil, kopling manual Toyota Avanza Anda bakal cepat rusak.

 

5. Gaya Mengemudi Terburu-buru dan Kasar

Gaya terburu-buru dan kasar ketika menginjak pedal kopling juga mempercepat berkurangnya usia pakai kopling, karena gesekan yang terjadi antar komponen jadi besar dan kasar.

Santai saja, dan sesuaikan dengan irama mesin dan kecepatan mobil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya