Liputan6.com, Jakarta - Mercedes-AMG Project One kembali muncul setelah lama tak terdengar kabar. Hypercar hybrid tersebut tengah melakukan pengujian di Immendingen, Jerman.
Ia keluar dari ruang tes indoor untuk lebih fokus mengolah dinamisme di atas aspal dengan tenaga maksimal.
Bukan lagi Project One, untuk selanjutnya ia bakal dipanggil ‘One’. Menggambarkan adaptasi teknologi dari Formula One. Sorotan utama adalah hibridisasi pemacu V6 turbo berkapasitas 1,6 liter serupa F1.
Advertisement
Paduan penggerak hybrid untuk roda belakang dan dorongan elektris murni di depan targetkan keluaran tenaga kombinasi lebih dari 1.000 hp. Transmisi Automated AMG Speedshift 8-speed manual menjadi bagian perantaranya.
Baca Juga
Tentu adaptasi tidak mudah, diusahakan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan di jalanan umum. Berikut pula dinamisme berkendara, harus mampu memberikan performa tinggi sekaligus berjalan dalam mode full elektris.
Di situ letak tantangannya. Namun, belum diketahui apakan ia benar-benar sanggup memenuhi harapan daya jangkau elektris 25 km.
Juga, kemampuan menuntaskan akselerasi ke 200 kpj di bawah 6 detik dan top speed lebih dari 350 kpj masih jadi tanda tanya.
Demi kesempurnaan, saat ini Mercedes-AMG One masih dalam tahap pengembangan. Beberapa model pre-production fokus mencetak putaran cepat di Proving Ground Immendingen, Jerman.
Selangkah lebih dekat dengan realisasi produksi. Nah, menariknya dikabarkan project leader kini mengizinkan tes komprehensif pemacu hybrid dengan output maksimum lebih dari 1.000 hp.
Bersamaan dengan uji dinamisme berikut kelayakan berkendara, pengembangan turut difokuskan pada bagian aerodinamika aktif.
Banyak Hambatan
Mengonfirmasi efektivitas aransemen pergerakan komponen aerodinamika aktif di luar wind tunnel. Di antaranya meliputi louvre, buangan udara fender depan, dan aerofoil besar.
Melansir Autocar, seharusnya Mercedes-AMG One siap di 2019. Namun sebab banyak hambatan menyoal pengembangan teknologi membuatnya belum bisa memenuhi rencana.
Salah satunya mengarahkan powertrain canggih nan kompleks agar dapat selaras dengan standar emisi WLTP tanpa mengompromikan performa.
Permasalahan lain terkait kelayakan di jalan raya. Tak mungkin bila AMG One mengelilingi perkotaan dengan langsam tinggi – sebagaimana mesin F1 dengan idle speed sekitar 5.000 rpm dalam spek kompetisi.
Pastinya terlalu bising dan memekakan telinga bila terjebak kemacetan di tengah kota. Maka dari itu, para insinyur ditugaskan untuk membuat putaran idle lebih ramah di sekitar 1.200 rpm dan harus tetap dapat beroperasi optimal. Disebutkan hal ini merupakan tantangan besar bagi mereka
Sejalan dengan uji di sirkuit tertutup, pengembangan dalam ruangan tetap berlanjut di Affalterbach, Jerman. Bermacam sistem terus-menerus diuji di atas test bed atau simulator buatan. Selanjutnya, dapat dipastikan Mercedes-AMG One bakal menjajal Green Hell alias Sirkuit Nürburgring.
Advertisement
Desain
One mempertahankan konsep awal yang sudah eksis sejak 2017. Secara garis besar dapat dibilang mirip, menampilkan wajah agresif bak siap melahap apapun di hadapan berkat bukaan kanal udara besar.
Juga ada nuansa F1 di buritan lewat air duct di atap dan sayap tinggi. Kendati begitu, tampak sedikit revisi aerodinamika yang kemungkinan bakal berubah lagi ketika nanti masuk tahap produksi. Mengingat terakhir sedang berfokus pada pengujian sayap-sayap aktif.
Detail lain belum terungkap, masih harus menanti peluncuran model produksi. AMG One diekspektasikan menyapa pelanggan selama 2021 nanti.
Hanya 275 diproduksi dengan banderol 2,27 juta Euro atau sekitar Rp 39,7 miliar. Nilainya fantastis bukan? Hebatnya lagi, semua telah laku terjual.
Sumber: Oto.com