Pangsa Pasar Mobil Listrik Naik 3 Kali Lipat di Masa Pandemi

Kendaraan listrik menyumbang 8 persen dari seluruh penjualan mobil di Eropa, pada paruh pertama 2020

oleh Arief Aszhari diperbarui 13 Okt 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 18:05 WIB
Mobil Listrik GIIAS 2019
Teknologi fast charging pada mobil listrik BMW i8 Roadster dipamerkan dalam GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Konsumsi bahan bakar gabungan dalam siklus pengujian kendaraan plug in hybrid adalah 47,6 km/liter, ditambah 14.5 kWh energi listrik per 100 km. (Liputan6.com/FeryPradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan listrik menyumbang 8 persen dari seluruh penjualan mobil di Eropa, pada paruh pertama 2020. Hal tersebut, membuka peluang roda empat ramah lingkungan ini melipatgandakan pangsa pasarnya di tahun ini.

Menurut analisis NGO Transport & Environment (T&E), yang dilansir Reuters, Selasa (13/10/2020), penjualan mobil konvensional mengalami penurunan di tengah pandemi virus Corona Covid-19, tapi penjualan mobil listrik justru meningkat (mobil listrik baterai dan plug-in hybrid).

Dengan begitu, pangsa pasar mobil listrik bisa naik tiga kali lipat di wilayah European Economic Area (EEA) dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, penjualan mobil listrik ini, bisa dua kali lipat lebih besar dibanding tahun ini, atau sekitar satu juta unit.

Lembaga analisa tersebut mengaitkan peningkatan penjualan kendaraan listrik, dengan standar emosi mobil di Uni Eropa yang lebih ketat.

Tidak hanya itu, insentif pembelian pasca pandemi di Jerman dan perancis, juga mempengaruhi penjualan mobil ramah lingkungan.

"Ini karena standar emisi UE, tetapi juga berkat banyak investasi yang dilakukan pembuat mobil tahun lalu," kata rekan penulis laporan, Julia Poliscanova.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tidak jangka panjang

Sementara itu, European Automobile Manufacturers’ Association (ACEA) menjelaskan, penjualan kendaraan listrik ini juga didorong oleh skema dukungan nasional untuk pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19. Tapi, tren ini sendiri belum tentu bersifat jangka panjang.

"Sulit untuk membuat prediksi apapun tentang perubahan jangka panjang di masa depan dalam perilaku konsumen dari pertumbuhan 'buatan' yang didorong oleh subsidi," tegas ACEA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya