Penjualan Mobil Eks Bluebird Group Melejit di Masa Pandemi

Unit penjualan mobil eks Bluebird Group dilaporkan tidak terlalu terdampak pandemi Corona Covid-19.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 26 Nov 2020, 09:41 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2020, 21:09 WIB
Bluebird Group
Unit penjualan mobil eks Bluebird Group dilaporkan tidak terdampak pandemi Corona Covid-19. (Bluebird Group)

Liputan6.com, Jakarta - Unit penjualan mobil eks Bluebird Group dilaporkan tidak terlalu terdampak pandemi Corona Covid-19. Pasalnya, banyak masyarakat yang akhirnya memilih membeli mobil bekas karena khawatir takut tertular virus saat menggunakan kendaraan umum.

"Saat ini penjualan dari mobil eks layanan Bluebird Group selama pandemi tetap menjanjikan dengan rata-rata penjualan mencapai 500 mobil setiap bulan; dan hingga bulan November 2020 ini telah terjual 6.000 unit," demikian bunyi dari keterangan resmi Bluebird Group.

Untuk diketahui, unit penjualan mobil eks Bluebird Group menyediakan berbagai tipe kendaraan dari tipe Toyota All New Limo, Avanza, Innova, Camry, Alphard, bis ukuran kecil, sedang, dan besar, berbagai tipe lain baik jenis sedan dan penumpang, hingga Mercedes-Benz.

Di masa pandemi, unit bisnis ini memberikan layanan yang tidak biasa. Calon pembeli tidak perlu datang ke pool untuk memilih kendaraan yang diinginkan, karena kendaraan bisa dikirim ke tempat pelanggan walaupun berada di liuar kota.

Pelanggan juga bisa melakukan test drive unit eks Bluebird Group di lokasi tempat tinggal dengan kendaraan yang telah disiapkan namun dengan menerapkan prosedur dan protokol kesehatan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dampak Pandemi Corona Covid-19, Pendapatan Blue Bird Anjlok 70 Persen

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD) Noni Purnomo, kinerja perusahaan anjlok dalam karena terdampak pandemi corona COvid-19. Bisnis transportasi terutama taksi mengalami penurunan tajam akibat berbagai kebijakan yang dijalankan untuk menahan penyebaran virus Corona Covid-19.

"Bisnis kita April turun 70 persen," kata Noni dalam diskusi Woman Virtual Live Event bertajuk: Save, Spen or Inves?, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Pendapatan yang turun drastis tersebut pun harus diatur untuk memenuhi biaya operasional perusahaan. Setidaknya perusahaan berlogo gambar burung biru tersebut memiliki 200 ribu pengemudi. "Tanggung jawab saya ada 200 ribu keluarga. Bukan diri sendiri tapi semua kena di saat pendapatan terbatas," kata Noni.

Dalam keterbatasan pendapatan tersebut, dia harus mengatur agar bisnis Blue Bird tak gulung tikar. Maka kesehatan menjadi pilihan investasi Blue Bird yang utama. Noni ingin memastikan para pengemudi taksi birunya terjamin secara kesehatan. Tak lupa bantuan kepada keluarga pengemudi diberikan.

"Investasi kita fokus menjaga kesehatan dan menjaga pengemudi dan keluarga bisa bertahan hidup, ini tantangan," ungkap Noni.

 

Investasi Panjang

Blue Bird juga kata Noni melakukan investasi jangka panjang. Investasi ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan perusahaan digital untuk mencari pelanggan, antara lain Traveloka, Gojek dan lainnya.

Pihaknya juga melakukan investasi untuk multi payment di aplikasi My Blue Bird. Blue Bird juga menambahkan layanan jasa seperti mengirimkan barang, makanan, kue dan sebagainya tanpa perlu ada penumpang di dalam kendaraan.

"Kita berusaha mencari mana yang bisa kita lakukan agar bisa bangkit sekarang dan untuk masa depan," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya