Tesla Dirundung Class Action Soal Suspensi, Akankah Recall?

Isu keselamatan selalu jadi prioritas utama dalam industri otomotif. Regulator Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, membuka penyelidikan formal terhadap 115 ribu mobil Tesla atas masalah suspensi.

oleh Sigit Tri Santoso diperbarui 30 Nov 2020, 06:10 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 06:10 WIB
FOTO: Melihat Gigafactory Tesla di Shanghai
Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla, Shanghai, China, 20 November 2020. Gelombang pengiriman pertama sedan Model 3 made-in-China buatan Tesla dilakukan setahun kemudian. (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta Isu keselamatan selalu jadi prioritas utama dalam industri otomotif. Kali ini, pihak Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, Jumat lalu membuka penyelidikan formal terhadap sekitar 115 ribu mobil Tesla atas masalah keamanan suspensi depan. Akankah recall?

Melansir Reuters (27/11/2020), regulator keselamatan jalan raya sedan melakukan evaluasi awal untuk Tesla Model S 2015-2017 dan Model X 2016-2017. Evaluasi ini dilakukan setelah adanya 43 keluhan yang menyatakan kegagalan link depan suspensi, baik kiri atau kanan.

Di sisi lain, Tesla pada Februari 2017 pernah mengeluarkan buletin layanan yang menjelaskan kondisi manufaktur yang dapat menyebabkan suspensi depan mengalami kegagalan sambungan, kata NHTSA.

Sayangnya, Tesla tidak menanggapi permintaan komentar tentang buletin tersebut.

Buletin layanan 2017 mengatakan beberapa kendaraan memiliki tautan depan depan yang mungkin tidak memenuhi spesifikasi kekuatan Tesla. Jika terjadi kegagalan sambungan, pengemudi tetap dapat mengontrol kendaraan tetapi ban dapat mengenai wheel arch liner.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Recall Suspensi di Cina

NHTSA menyebutkan ada 32 keluhan melibatkan kegagalan yang terjadi selama manuver parkir kecepatan rendah, sementara 11 terjadi saat mengemudi. Sementara delapan keluhan lainnya mungkin juga melibatkan masalah yang sama.

Bahkan menurut NHTSA, keluhan tampaknya menunjukkan tren peningkatan. Tiga dari insiden pada kecepatan jalan raya dilaporkan dalam tiga bulan terakhir.

Pada 20 November, gugatan class action diajukan terhadap Tesla di Pengadilan Distrik AS di California. Tercatat, klaim cacat dapat mengakibatkan komponen perakitan lengan kontrol suspensi depan dan belakang gagal sebelum waktunya.

Sebelumnya pada Oktober, Tesla mengatakan kepada NHTSA bahwa mereka menarik sekitar 30.000 kendaraan Model S dan Model X di Cina untuk masalah link suspensi depan atas permintaan regulator Cina. Alasannya karena lingkungan di Cina memerlukan suspensi yang lebih kuat terkait jalan lokal dan kondisi mengemudi. Tesla juga mengeluarkan penarikan link suspensi belakang terpisah di Cina untuk kendaraan Model S.

 

Menolak Recall

Tetapi kepada NHTSA, Tesla tidak percaya ada cacat suspensi sehingga tidak memerlukan penarikan kembali di AS. Masalah tersebut dikatakan sangat jarang. Bahkan Tesla menyatakan tidak mengetahui adanya kecelakaan, cedera, atau kematian terkait itu di seluruh dunia.

Pekan lalu, NHTSA mulai memperluas penyelidikan terpisah ke hampir 159.000 kendaraan Tesla Model S dan Model X.

Di luar itu, NHTSA juga telah membuka evaluasi awal sejak Juni atas kegagalan layar sentuh. Badan tersebut mengatakan kegagalan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya tampilan gambar kamera belakang saat mundur dan mengurangi visibilitas belakang saat mencadangkan. Ini dapat memengaruhi kemampuan defogging dan bunyi lonceng yang berhubungan dengan Autopilot dan sinyal belok.

Penyelidikan itu sekarang mencakup kendaraan Model X model tahun 2012-2018 dan Model X 2016-2018. Investigasi awal mencakup 63.000 mobil Tesla Model S.

Infografis Pilihan:

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya