Liputan6.com, Jakarta - Skutik menjadi jenis sepeda motor dengan populasi paling banyak saat ini di Indonesia. Motor ini mengandalkan Continuously Variable Transmission (CVT) pada sistem transmisinya.
Pada bagian CVT terdapat komponen V-belt. Peranti V-Belt berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin ke roda belakang. Jika V-belt putus maka motor tidak dapat berjalan.
Advertisement
Baca Juga
Agar komponen ini menjadi awet, dianjurkan rutin untuk melakukan pengecekan tiap 8000 km atau 8 bulan sekali.
Perlu diingat, motor jangan membawa beban berlebihan karena akan memperpendek umur V-belt, seperti mudah putus. Beban yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 150 kg.
"Kemudian hindari juga menyemprot V-belt dengan oli, atau air. Sebaiknya membersihkan pakai kompresor angin, dan motor rajin dirawat agar V-belt dapat berfungsi dengan baik," imbuh Jeffry Willar, dari Research and Development Mitra 2000.
Menurut Jeffry, faktor lain agar V-belt bertahan lama adalah dari cara membawa motor. Jika motor sering dipakai ugal-ugalan maka itu akan mempengaruhi umur pakai V-belt.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Yang Mempengaruhi Keawetan V-Belt
Pasalnya V-Belt atau Variable Speed Belt dirancang untuk kecepatan bervariasi, lantaran menyesuaikan dengan karakter mesin matik.
"Jadi jangan asal main bejek-bejek gas saja, apalagi sering ugal-ugalan bawa motornya," tukasnya.
Selain oli, air dan debu juga mempengaruhi keawetan V-belt, serta pemakaian part aftermarket CVT yang tidak sesuai juga akan mempengaruhi kinerjanya.
Â
Advertisement
Penggunaan Produk Aftermarket
Misalnya, mengaplikasi per CVT yang melebihi standar rpm-nya, alhasil belt bekerja ekstra keras karena mendapat tekanan ekstrem.
"Gonta-ganti cover CVT asli dengan produk aftermarket model berlubang juga bisa mengundang air, minyak dan sebagainya masuk ke belt. Ini paling sering. Parahnya lagi ada yang open filter, itu bikin kotoran dan air mudah masuk ke CVT," pungkas Jeffry.
Sumber: Otosia.com
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement