Liputan6.com, Jakarta - Setelah diumumkan beberapa waktu lalu bahwa Jeep harus angkat kaki dari Cina lantaran penjualan yang terseok-seok, kini berhembus kabar bahwa brand asal Amerika Serikat ini tak lagi memproduksi model Cherokee dengan konfigurasi setir kanan.
Hal ini mengacu pada laporan Carscoops, di mana model tersebut telah dihapus oleh perusahaan termasuk ketersediaannya untuk pasar Australia.
Baca Juga
Kabarnya, tidak hanya pasar Australia saja yang kehilangan Cherokee dengan kemudi di sebelah kanan. Beberapa negara di Eropa yang mengusung regulasi tersebut, juga kabarnya ikut dihentikan penjualannya.
Advertisement
"Produksi Jeep Cherokee untuk pasar utama di luar Amerika Utara, termasuk model right-hand drive, berakhir dengan upaya untuk memfokuskan sumber daya pemasaran dan penjualan ke dalam model volume utama," jelas Juru Bicara Jeep Australia, seperti dilansir CarExpert.
Kendati demikian, Jeep Cherokee dengan konfigurasi Left-Hand Drive masih terus diproduksi dan dijual untuk beberapa pasar seperti Kanada, Amerika Serikat dan Korea Selatan, di mana beberapa negara tersebut memiliki spesifikasi dan regulasi yang tidak jauh berbeda dengan Amerika Utara.
Di samping itu, mengenai performa penjualan Jeep Cherokee itu sendiri di Benua Kangguru juga memiliki raport yang tidak terlalu bagus. Pasalnya, penjualan mereka terus mengalami depresiasi dari tahun ke tahun.
Sebagai contoh, pada tahun 2021 saja, mereka hanya berhasil membukukan penjualan sebesar 382 unit. Adapun jika ditarik ke tahun 2015 lalu, saat itu puncak penjualan mereka tengah berada di level terbaiknya lantaran mampu menjual 6.156 unit.
Namun selang satu tahun berselang, penjualan mereka langsung anjlok dan hanya mencapai 2.079 unit dan semakin merosot dari tahun ke tahun.
Stellantis Resmi Bercerai dari GAC Akibat Buruknya Penjualan di Cina
Stellantis sebagai induk perusahaan yang menaungi beberapa brand otomotif di dunia, termasuk brand Jeep, akhirnya mengonfirmasi bahwa kerja sama yang terjalin antara mereka dengan Guangzhou Automobile Group (GAC) akan berakhir lantaran mereka mengajukan kebangkrutan.
Dilansir dari Carnewschina, Jeep mengatakan sepanjang paruh pertama tahun 2022 mereka telah kehilangan pasar dan mengakibatkan perusahaan terus merugi.
Dalam sebuah pernyataan resminya, Stellantis menyatakan bahwa GAC telah menyetujui pengajuan kebangkrutan dalam konteks merugi. Mereka juga mengungkapkan bahwa meskipun tidak lagi memproduksi mobil, namun pelanggan jip di Cina akan tetap mendapatkan pelayanan untuk perawatan kendaraan mereka.
Melihat penjualan mobil Jeep di Cina dari tahun ke tahun, memang mengalami Depresiasi yang begitu besar. Pada 2021 lalu, usaha patungan tersebut hanya mampu menjual sebanyak 20.396 unit dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, pada 2020, penjualan yang dibukukan adalah sebesar 40 ribu unit lebih.
Meski demikian, dari data yang dirilis, market share yang mereka dapatkan tidak pernah mencapai margin yang besar. Pada 2021 lalu saja, mereka hanya mendapatkan market share sebesar 0,10 persen.
Dalam keterangannya, CEO Stellantis, Carlos Tavares, menyatakan bahwa pengaruh iklim politik yang berkembang menjadi salah satu penyebab tidak kondusifnya pasar otomotif.
"Pengaruh politik yang berkembang memainkan peran besar dalam cara perusahaan melakukan pendekatan bisnis dengan mitra Cina dalam lima tahun terakhir," jelas Carlos Tavares.
Advertisement