Kanada Tekan Dominasi Mobil Listrik Asal China, Tesla Ikut Terdampak

Kanada resmi mengenakan tarif 100 persen untuk kendaraan listrik produksi China. Selain itu, bakal diberlakukan pajak tambahan 25 persen untuk alumunium dan baja impor dari Tiongkok mulai 1 Oktober 2024

oleh Arief Aszhari diperbarui 28 Agu 2024, 08:14 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 08:14 WIB
FOTO: Melihat Gigafactory Tesla di Shanghai
Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla, Shanghai, China, 20 November 2020. Perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla, pada 2019 lalu membangun Gigafactory pertamanya di luar AS di kawasan baru Lingang. (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Kanada resmi mengenakan tarif 100 persen untuk mobil listrik produksi China. Selain itu, bakal diberlakukan pajak tambahan 25 persen untuk alumunium dan baja impor dari Tiongkok mulai 1 Oktober 2024.

Disitat dari Drive, laporan menyebutkan bahwa peningkatan tarif tersebut merupakan tanggapan terhadap kebijakan kelebihan kapasitas yang disengaja, dan diarahkan oleh negara yang menurut para pejabat pemerintah melemahkan kemampuan Kanada untuk bersaing di sektor kendaraan listrik.

"Saya pikir kita semua tahu bahwa China tidak bermain sesuai aturan," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Sementara itu, kebijakan tarif yang baru dikatakan akan berdampak di setiap kendaraan elektrik buatan China, termasuk model Tesla yang ditujukan untuk Kanada. Produsen mobil listrik yang berbasis di Amerika Serikat itu tidak mengungkapkan berapa banyak model kendaraannya yang diekspor dari China ke Kanada.

"Yang penting tentang hal ini adalah kami melakukannya selaras dan paralel dengan perekonomian yang lain di seluruh dunia," tegasnya.

Menanggapai kebijakan tarif baru yang akan diterapkan untuk kendaraan listrik China, kedutaan besar China menurut laporan Reuters, menyebut keputusan Kanada sebagai tindakan yang dominan secara politis, dan merupakan pelanggaran langsung terhadap aturan organisasi perdagangan dunia.

Pabrikan China Makin Terjepit

Mazda EZ-6
Mazda EZ-6, penerus Mazda6 di China meluncur di Beijing Auto Show 2024 sebagai mobil listrik dan plug-in hybrid. (Carscoops)

Italia dan Spanyol mendukung tarif Uni Eropa (UE) atas impor kendaraan listrik buatan China. Demikian dikatakan sumber pemerintah menjelang batas waktu, Senin tengah malam (15/7/2024), bagi 27 anggota UE untuk mengambil sikap mengenai masalah tersebut.

Pemungutan suara tersebut memang tidak mengikat, tapi dapat mempengaruhi kesimpulan akhir Komisi Eropa, yang mengawasi kebijakan perdagangan di wilayah tersebut.

Komisi di Benua Biru menetapkan bea masuk sementara hingga 37,6 persen pada kendaraan listrik yang diimpor dari China, yang meningkatkan ketegangan dengan Beijing.

Sementara itu, Eksekutif Uni Eropa tengah menjajaki pandangan pemerintah dalam pemungutan suara penasihat, yang diharapkan akan dipertimbangkan oleh komisi saat memutuskan apakah akan menindaklanjuti dengan tugas-tugas definitif dalam kasus perdagangan Uni Eropa yang paling menonjol sejauh ini.

Komisi mengatakan, pemungutan suara itu bersifat rahasia dan tidak akan mengungkapkan hasilnya.

Sumber-sumber pemerintah mengatakan, pada Senin (15/7/2024), bahwa Italia telah memberikan suara mendukung dan bahwa Spanyol akan melakukan hal yang sama dalam pernyataan tertulisnya.

Sedangkan Swedia berencana untuk abstain, demikian dikatakan Menteri perdagangan Johan Forssell kepada Reuters.

Jerman juga akan abstain, demikian ditulis sumber-sumber, pada Jumat (12/7/2024). Selain itu, sejumlah pemerintah Uni Eropa masih ragu-ragu terkait hal ini.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya