Mercedes-Benz Bermitra dengan Factorial Kembangkan Baterai Solid-State

Mercedes-Benz dan perusahaan rintisan baterai Amerika Serikat, Factorial tengah mengembangkan baterai solid-state.

oleh Arief Aszhari diperbarui 11 Sep 2024, 17:14 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 17:14 WIB
Logo Mercedes-Benz
(http://www.hdwallpapersnews.com/)

Liputan6.com, Jakarta - Mercedes-Benz dan perusahaan rintisan baterai Amerika Serikat, Factorial tengah mengembangkan baterai solid-state. Baterai jenis tersebut, akan meningkatkan jangkauan kendaraan listrik dan siap diproduksi pada akhir dekade ini.

Disitat dari Reuters, baterai baru Mercedes-Benz yang dijuluki Solstice, yang akan memperluas jangkauan kendaraan listrik sekitar 80 persen, di atas rata-rata jarak tempuh saat ini. Selain itu, baterai ini juga memiliki kepadatan energi 450 watt-jam per kg.

Baterai solid-state telah dianggap sebagai teknologi pengubah permainan untuk kendaraan listrik, karena baterai ini akan mengurangi risiko kebakaran, dan memungkinkan mobil yang lebih ringan dan berbiaya lebih rendah, dari pada yang dapat melaju lebih jauh dengan sekali pengisian daya.

Namun, hal tersebut terbukti lebih sulit dari yang diperkirakan bagi para produsen mobil besar dan mitra pembuat baterai untuk dikembangkan dalam skala besar.

Sementara itu, kelompok otomotif sedang mencari cara untuk memangkas biaya dan meningkatkan jangkauan kendaraan listrik karena penjualan telah mandek, khususnya di Eropa.

Factorial sendiri sudah mengembangkan baterai quasi-solid-state yang sedang diuji oleh sejumlah produsen mobil, termasuk Mercedes-Benz, dan diharapkan akan digunakan untuk kendaraan listrik pada 2026.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investasi Mercedes-Benz

Mercedes-Benz sendiri telah berinvestasi di Factorial, yang mengumpulkan US$ 200 juta pada 2022, bersama para pesaingnya seperti Stellantis.

Factorial sendiri telah mengembangkan baterai quasi-solid-state terlebih dahulu, karena dapat menggunakan lini produksi yang serupa dengan baterai lithium-ion konvensional, yang berarti dapat meningkatkan skala produksi lebih cepat. Menurut CEO Siyu Huang, kepada Reuters.


Infografis Mobil Kepresidenan

infografis Mobil Kepresidenan
Mobil Kepresidenan di Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya