Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan berlangsung pada Desember 2015. Saling serang dari masing-masing tim pasangan calon (Paslon) terus dilakukan. Namun serangan kepada pasangan calon tertentu kerap dilakukan dengan cara mencari-cari kesalahan.
Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA)Â Ray Rangkuti menilai, dalam demokrasi saling serang antarkandidat hal yang wajar. Asalkan serangan dilakukan dengan baik. Misalnya saling mengungkap kelemahan visi-misi dan program kerja lawan.
"Jika itu (saling ungkap kelemahan visi dan program kerja) sangat bagus, bukan menyerang terkait pribadi calon," kata Ray ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (20/9/2015).
Advertisement
Termasuk mengungkap kelemahan dari calon incumbent atau petahana dalam pilkada. Jika selama ini tidak dirasakan hasil kerjanya, disampaikan ke publik sehingga masyarakat mengetahuinya. Jika serangannya benar, penyerang tentunya berharap masyarakat tidak akan memilihnya kembali.
"Dalam demokrasi itu biasa dan bagian dari pendidikan politik," tukas Ray. (Ali/Ans)