Liputan6.com, Jakarta - Suara dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 dari PDIP sempat terbelah. Bahkan, beredar tayangan video penolakan Ahok, yang diduga berasal dari kader banteng DKI.
Pada video berdurasi 31 detik yang beredar di media sosial itu berjudul "Ahok Pasti Tumbang". Lagu yang dilantunkan dengan nada Bangun Pemuda Pemudi itu, mengisyaratkan penolakan mereka terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca Juga
"Satu padu untuk menang, Gotong royong untuk menang, Perjuangan untuk menang, Ahok pasti tumbang." Begitulah bait lagu yang dinyanyikan puluhan kader PDIP saat Ahok belum dicalonkan partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Advertisement
Namun, usai PDIP menetapkan resmi Ahok-Djarot sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa malam 20 September 2016, lagu itu kini berubah. Suara sumbang kini menjadi nyanyian kemenangan, yang dinyanyikan pimpinan DPRD DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP.
Para kader PDIP yang ikut menyanyikan, yakni Prasetio Edi Marsudi, Gembong Warsono, Jhonny Simanjuntak, Yuke Yurike, Pandapotan Sinaga, Meity Magdalena Ussu, Pantas Nainggolan, Merry Hotma.
Lirik lagu tersebut, "Maju untuk menang, Gotong royong untuk menang, perjuangan untuk menang. Ahok-Djarot pasti menang."
Para kader PDIP akhirnya bersepakat berdamai dengan Ahok. Mereka sepakat untuk membuka lembaran baru, untuk kemudian memenangkan pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI.
"Kan Sekjen sudah mengatakan menutup lembaran lama membuka lembaran baru, itu semua sudah selesai," ujar Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP DKI Gembong Warsono di kantor DPP PDIP.
Ahok dan Djarot resmi menjadi pasangan calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Keputusan tersebut diumumkan oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016) malam.