Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas meminta Ruhut Sitompul mundur dari partai. Lantaran, Ruhut mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017, sementara Demokrat mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Menanggapi hal tersebut, Ruhut menyatakan, partai berlambang mercy itu takut kalah dalam kompetisi demokrasi di ibukota. Bahkan menurut dia, Demokrat akan karam jika dirinya benar-benar dipecat.
Baca Juga
"Ini semua bentuk dari ketakutan dan kalau aku mereka berani pecat, ya partainya akan karam (apalagi) kalau Ahok menang," kata Ruhut saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Advertisement
Ruhut mengingatkan, hal serupa pernah terjadi saat Pemilu Presiden 2014 yang lalu. Di mana, dirinya mendukung Jokowi-JK meskipun Demokrat secara mayoritas mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Saat itu, lanjut dia, desakan pemecatan dari Demokrat terhadap dirinya semakin deras dari hari ke hari. Namun hal tersebut justru memperkuat posisi dirinya di Partai Demokrat.
"Dulu demokrat dukung Prabwo-Hatta, Ruhut mendukung Pak Jokowi. SBY lihat kehebatan aku setelah aku dibilang minta aku dipecat, tapi malah aku jadi Menko Polhukam partai. Setelah aku dicopot jadi koordinator jubir, sekarang jabatan dipegang oleh siapa? Dipegang Pak SBY, artinya tak ada yang mampu sebagai juru bicara selain Ruhut Sitompul," papar dia.
'Pembisik'
Untuk itu, Ruhut yakin jika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan memecat dirinya. Keinginan pemecatan tersebut berasal dari orang-orang sekeliling SBY yang ia sebut 'pembisik'.
"Jadi Pak SBY, bapak demokrasi yang beda dengan yang lain. Nah yang lain-lain ini yang ingin saya mundur, harusnya bisa belajar dari Pak SBY," Ruhut menandaskan.
Sebelumnya, Ibas menyatakan wajar saja bila ada kader Partai Demokrat berpendapat lain jika keputusan politik belum diambil oleh internal partai. "Tetapi ketika keputusan berjenjang, akuntabel, transparan sudah diambil, sejak itulah semua kader harus berjuang bersama, bersatu untuk menyukseskan keputusan tersebut, begitulah etika politiknya," sebut Ibas.
Ibas pun mempersilakan kader Partai Demokrat yang berbeda pandangan mengambil sikap tegas untuk mengundurkan diri atau menempuh jalan lain. "Namun, saya yakin kecintaan saudara Ruhut (Sitompul) yang telah berjuang dan menjadi bagian dalam membesarkan Partai Demokrat tidak pernah pudar pada partai yang disayanginya," Ibas memungkas.
Advertisement